Selasa 16 Mar 2021 19:53 WIB

Kerendahan Hati Nabi Saat Berhaji yang Patut Diteladani

Nabi enggan diistimewakan sedikitpun dari orang lain.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kerendahan Hati Nabi Saat Berhaji yang Patut Diteladani. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Kerendahan Hati Nabi Saat Berhaji yang Patut Diteladani. Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW terkenal tawadhu atau rendah hati terhadap umatnya, baik laki-laki dan perempuan, orang tua maupun anak-anak. Di dalam haji, jelas dari terlihat sikap kerendahan hati yang ditunjukkan Nabi dalam memimpin umat manusia.

Kerendahan hati nabi sebagai disampaikan Abu Thalah Muhammad Yunus Abdussatar dalam kitabnya 'Kaifa Tastafidu min al-Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa al-Muqim'. Menurutnya di antara kerendah hati nabi adalah pernah nabi berhaji di atas pelana usang dan perbekalan yang nilainya kurang dari 4 dirham (HR Ibnu Majah).

Nabi enggan diistimewakan sedikitpun dari orang lain. Karena alasan ini, dia menolak diberi minum khusus yang berbeda dari para jemaah. Ia berkata kepada pamannya Abbas ketika dia menawarkan hal itu kepadanya.

"Aku tidak memerlukan perlakuan yang demikian, berikan aku minum sebagaimana jamaah lainnya."(HR Ahmad).

Nabi memberi boncengan kepada Usamah bin Zaid dari Arafah ke Muzdalifah di hadapan orang banyak sedangkan dia adalah orang yang terhormat. Nabi menyempatkan berhenti hanya untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan seorang perempuan. HR Muslim dan Ibnu Majah. 

Nabi memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin menemuinya dengan mudah. Nabi tidak mengambil pengawal yang menghalangi para jamaah haji yang ingin bertemu dan berbicara kepadanya.

Nabi tidak angkuh untuk menyembelih hewan kurbannya. Dia berkenan menyembelih 63 unta dengan tangannya sendiri yang mulia. Padahal dia dapat saja mewakilkan kepada orang lain.

Dengan kerendahan hati itulah nabi memperoleh Simpati, cintaku muah dan kepercayaan semua orang. Oleh karena itu seyogyanya para Dai dan cendekiawan mengikuti teladan keagungan akhlak nabi ini, agar dapat lebih bersikap rendah hati dan sayang kepada sesama umat terutama kepada kaum lemah yang memerlukan bantuan Jadi itulah pangkal dari sikap rendah hati.

Syekh Ibnu Mubarok, sebagaimana dikutip oleh Imam Al Ghazali, menjelaskan bahwa pangkal sikap tawadhu adalah menempatkan diri pada posisi orang yang dibawahnya dalam urusan kenikmatan dunia, sehingga tidak merasa punya kelebihan dibandingkan dia. Tawdhu juga merupakan jalan bagi para dai haji untuk memperoleh cinta dan kepercayaan jamaah. 

"Sehingga pada akhirnya para jamaah haji dapat menerima dan melaksanakan nasehat mereka," kata Abu Thalhah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement