Ahad 28 Mar 2021 17:35 WIB

Masyarakat Diminta Bijak Konsumsi Obat Saat Pandemi

Dalam tiga pekan berturut-turut, ditemukan kasus polip lambung.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Obat obatan minum obat  peringatan obat keras Ilustrasi minum obat-obatan minum obat peringatan obat keras
Foto: REPUBLIKA/YOGI ARDHI
Obat obatan minum obat peringatan obat keras Ilustrasi minum obat-obatan minum obat peringatan obat keras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi dan praktisi klinik, Ari Fahrial Syam, mengatakan salah satu dampak pandemi Covid-19 buat masyarakat mereka takut datang ke rumah sakit. Akibatnya, mereka yang punya sakit kronis misalnya gangguan lambung akan mengobati dirinya sendiri.

Menurut dia, gangguan lambung berhubungan erat dengan masalah stres. Pandemi ini untuk sebagian orang sungguh menakutkan, sehingga mereka bisa bertahan untuk menahan sakitnya atau mengobati dirinya sendiri karena takut berobat ke dokter atau rumah sakit. 

"Memang untuk kasus-kasus sakit lambung, jika kebetulan sedang kambuh, penggunaan obat penekan asam lambung misal obat penghambat pompa proton bisa mengurangi keluhan bahkan menghilangkan keluhan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/3).

Obat penghambat pompa proton yang saat ini beredar di Indonesia antara lain omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan rabeprazole. "Pasien kadang kala mengonsumsi obat ini secara terus menerus tanpa aturan dari dokter," ujarnya.

Obat penghambat pompa proton akan menekan sel parietal di lambung untuk memproduksi asam lambung. Jika proses penekanan secara jangka panjang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi berupa peningkatan hormon gastrin dan kromogranin A dan perubahan hormonal ini akan merangsang terjadinya proliferasi dari fundic gland.

"Saya rasa kita harus mengambil hikmah dari kasus-kasus ini bahwa masyarakat harus bijaksana dalam mengonsumsi obat apalagi jika obat akan dikonsumsi dalam jangka panjang," ujarnya.

Oleh karena itu, Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk penggunaan obat itu jangka panjang. Dalam tiga pekan berturut-turut, dia menemukan kasus polip lambung dan hasil pemeriksaan biopsi menunjukan suatu fundic fastric polyps.

Semua polip yang terdeteksi di ambil (polipektomi) melalui endoskopi. Indikasi pasien ini dilakukan endoskopi karena mengalami sakit maag yang bolak balik kambuh dan tetap mengonsumsi obat penekan produksi asam lambung.

Fundic gastric polyps adalah suatu lesi jinak di lambung yang harus menjadi perhatian buat kita semua. Saat ini ada telemedicine atau sebenarnya juga aman untuk berobat ke rumah salit bertemu langsung dengan dokter, karena RS telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Di antaranya pembatasan jumlah pasien yang berobat sehingga tidak menumpuk dalam satu tempat, serta pemeriksaan suhu sebelum masuk ke gedung poliklinik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement