Kamis 01 Apr 2021 16:27 WIB

KGPH Hadiwinoto Dimakamkan di Hastorenggo Kotagede

Pemilihan lokasi pemakaman itu berdasarkan keinginan Gusti Hadi sendiri.

Pelayat menunaikan shalat jenazah untuk KGPH Hadiwinoto di Yogyakarta, Rabu (31/3). KGPH Hadiwinoto merupakan adik kandung dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.  Almarhum meninggal pada usia 73 tahun akibat sakit jantung. Hadiwinoto selama ini merupakan petinggi Keraton Yogyakarta dan menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parasraya Budaya Keraton. Bidang Hadiwinoto sangat startegis karena menyangkut segala aset Keraton Yogya yakni mengurusi administrasi dan legalisasi tanah-tanah Sultan Ground yang tersebar di DIY dan luar DIY.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pelayat menunaikan shalat jenazah untuk KGPH Hadiwinoto di Yogyakarta, Rabu (31/3). KGPH Hadiwinoto merupakan adik kandung dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Almarhum meninggal pada usia 73 tahun akibat sakit jantung. Hadiwinoto selama ini merupakan petinggi Keraton Yogyakarta dan menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parasraya Budaya Keraton. Bidang Hadiwinoto sangat startegis karena menyangkut segala aset Keraton Yogya yakni mengurusi administrasi dan legalisasi tanah-tanah Sultan Ground yang tersebar di DIY dan luar DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan pelayat melepas pemberangkatan jenazah adik kandung Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto untuk dimakamkan di Pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta, Kamis (4/1).

Pemberangkatan jenazah KGPH Hadiwinoto atau akrab disapa Gusti Hadi dilakukan di rumah duka di Jalan Kenari Gang Tanjung VII UH, Umbulharjo, Kota Yogyakarta diiringi keluarga, kerabat, serta sejumlah abdi dalem Keraton. Kendati Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X tidak tampak hadir, tiga putri Sultan yakni GKR Mangkubumi, GKR Hayu, dan GKR Condrokirono ikut melepas jenazah pamannya itu.

Adik Sri Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat mengatakan, jenazah Lurah Pangeran Keraton Yogyakarta itu dikebumikan di sebelah pusara istri GBPH Prabukusumo di Pemakaman Hastorenggo, Kotagede. Menurut Yudhaningrat, pemilihan lokasi pemakaman itu berdasarkan keinginan Gusti Hadi sendiri.

"Ini sebetulnya yang buat Mas Hadiwinoto, kalau putra-putra (Sri Sultan HB IX) meninggal lebih gampang di sini. Dari pada di (Pemakaman) Imogiri karena kalau Imogiri harus pakai jarik," kata dia saat ditemui di Pemakaman Hastorenggo.

Di mata keluarga, menurut Yudhaningrat, mendiang Gusti Hadi merupakan sosok yang mengayomi karena memiliki posisi sebagai lurah pangeran sekaligus Penghageng Tepas Panitikismo atau lembaga yang mengelola pertanahan Keraton.

"Beliau sangat sabar dan bijaksana menanggapi segala sesuatu permasalahan yang ada di Keraton," kata dia.

Sementara itu, Putri sulung Sri Sultan HB X, GKR Mangkubumi mengatakan ketidakhadiran Sri Sultan HB X dalam pemberangkatan jenazah Gusti Hadi mempertimbangkan faktor usia.Mengingat saat ini masih masa pandemi, menurut Mangkubumi, ayahandanya ingin menjaga agar tidak memunculkan klaster baru penularan Covid-19 dalam pemberangkatan pemakaman adiknya itu.

"Ngarso dalem (Sultan HB X) menjaga, karena beliau lansia dan menjaga agar tidak terjadi klaster baru, mengingat ini masih pandemi. Saya sama adik-adik juga tidak sampai makam, gantian kita di hari berikutnya. Ya semaksimal mungkin kita menjaga," kata Mangkubumi.

KGPH Hadiwinoto meninggal dalam usia 72 tahun pada Rabu (31/3) di RSUP Dr Sardjito pukul 08.13 WIB karena serangan jantung. Ia merupakan putra ketiga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KRAy Widyaningrum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement