Senin 05 Apr 2021 23:39 WIB

BSI Teken Nota Kesepahaman dengan MUI dan PBNU

BSI Teken Nota Kesepahaman dengan MUI dan PBNU

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Muhammad Hafil
BSI Teken Nota Kesepahaman dengan MUI dan PBNU. Foto: Nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunggu antrean di kantor BSI Regional XI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (5/4/2021). BSI memulai tahapan merger operasional untuk menyatukan sistem layanan guna mendorong pengembangan keuangan syariah yang ditargetkan selesai pada 1 November 2021.
Foto: ARNAS PADDA/ANTARA
BSI Teken Nota Kesepahaman dengan MUI dan PBNU. Foto: Nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunggu antrean di kantor BSI Regional XI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (5/4/2021). BSI memulai tahapan merger operasional untuk menyatukan sistem layanan guna mendorong pengembangan keuangan syariah yang ditargetkan selesai pada 1 November 2021.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) dan MUI sepakat untuk mendukung perekonomian umat melalui nota kesepahaman tentang pemanfaatan produk dan jasa perbankan syariah di Jakarta, Sabtu (3/4). Diharapkan kesepakatan ini dapat mendorong UMKM untuk naik kelas.

Hadir dalam acara ini Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki, Ketua KPEU MUI Pusat Nuruzzaman, Ketua Bidang Ekonomi MUI Pusat Lukman Hakim, dan Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar.

Baca Juga

Pada kesempatan ini, Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah mencanangkan perolehan kemakmuran ekonomi melalui koperasi yang unggul dan UMKM naik kelas.

Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar menyatakan siap mendukung UMKM yang ada dibawah binaan MUI. BSI mendorong UMKM untuk naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan syariah, diantaranya penyaluran pembiayaan maupun produk dana yang disertai dengan layanan digital sesuai prinsip syariah.

 

"Hal ini merupakan wujud nyata strategi Bank Syariah Indonesia untuk tumbuh menjadi bank syariah yang inklusif dan modern,” kata Kokok, melalui keterangan resmi, Ahad (4/4).

Dukungan BSI terhadap UMKM juga ditunjukkan melalui pendampingan usaha UMKM, diantaranya dengan menyediakan Pusat Pelatihan & Pendampingan  UMKM, menyelenggarakan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan membangun sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sampai Februari 2021, penyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM sebesar Rp35,3 triliun.

Segmen UMKM menjadi salah satu fokus BSI dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Dalam hal ini, strategi yang dilakukan adalah menumbuhkan segmen UMKM berbasis  ekosistem/komunitas dan value chain yang  terintegrasi.

Pada kesempatan terpisah, BSI menyepakati nota kesepahaman dengan PBNU mengenai pemanfaatan produk dan jasa perbankan syariah di Kampus STMIK AMIK Bandung, Sabtu (3/4). Hadir pada kesempatan ini Ketua PBNU, Said Aqil Siroj dan Wakil Direktur Utama 2 Bank Syariah Indonesia, Abdullah Firman Wibowo.

Abdullah Firman Wibowo mengatakan, sinergi Bank Syariah Indonesia dengan PBNU bertujuan untuk memberikan pelayanan kebutuhan transaksi keuangan sesuai prinsip syariah bagi segenap pengurus dan anggota PBNU.

Abdullah mengatakan, di tengah kondisi pandemi Covid-19, perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan kinerja yang stabil. Namun demikian, tingkat literasi dan inklusi perbankan syariah masih rendah.

"Dengan kesepakatan antara Bank Syariah Indonesia dengan PBNU diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah dan membangun kedaulatan ekonomi bangsa berbasis industri halal," kata Abdullah.

Dalam rangka mewujudkan komitmen untuk mengembangkan industri halal, BSI siap melayani seluruh segmen baik UMKM, retail, serta wholesale. Hal tersebut ditunjukkan melalui beberapa inisiatif diantaranya melaksanakan mandat Pemerintah terkait segmen mikro terpilih di pasar tertentu, mengembangkan ekosistem islami (haji umroh, ZISWAF), serta mendorong inovasi produk wholesale dengan mengoptimalkan akad khas syariah.

Sebagai informasi, per Februari 2021 BSI mencatatkan perolehan DPK sebesar Rp206 triliun dan pembiayaan sebesar Rp156 triliun. BSI yang merupakan gabungan tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek  Indonesia dengan kode BRIS.

Pasca merger, BSI adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per Desember 2020, BSI memiliki total aset mencapai sekitar Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, DPK mencapai Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu  laba terkonsolidasi BSI per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun.

Dengan kinerja finansial tersebut, BSI masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia  dari sisi aset. Dari sisi jaringan, BSI didukung oleh lebih dari 1.300 kantor cabang, lebih dari 2.400  jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement