Rabu 14 Apr 2021 10:04 WIB

China Korsel Kritik Jepang Tangani Air Radioaktif Fukushima

Jepang akan membuang lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi dari stasiun nuklir.

Aktivis lingkungan yang mengenakan topeng Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan pakaian pelindung tampil untuk mengecam keputusan pemerintah Jepang tentang air Fukushima, dekat kedutaan Jepang di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 13 April 2021.
Foto: AP/Lee Jin-man
Aktivis lingkungan yang mengenakan topeng Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan pakaian pelindung tampil untuk mengecam keputusan pemerintah Jepang tentang air Fukushima, dekat kedutaan Jepang di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 13 April 2021.

IHRAM.CO.ID, BEIJING — Pemerintah China dan Korea Selatan (korsel) menyatakan kritik, sekaligus menentang keras keputusan Jepang untuk melepaskan air radioaktif dari reaktor yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. 

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Jepang secara sepihak memutuskan untuk melepaskan air limbah nuklir Fukushima ke laut, sebelum mencari segala opsi pembuangan yang aman. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa Negeri Matahari Terbit itu tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional atas keputusan.

Baca Juga

“Ini sangat tidak bertanggung jawab dan akan sangat mempengaruhi kesehatan manusia dan kepentingan langsung orang-orang di negara tetangga,” ujar Kementerian Luar Negeri Cina dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Rabu (14/4).

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bagaimana penanganan air limbah dari PLTN Fukushima tidak hanya menjadi masalah domestik Jepang. Negeri Tirai Bambu mendesak agat Jepang melakukan tanggung jawab dengan memenuhi kewajiban internasional dan menanggapi keprihatinan serius masyarakat internasional.

“Jepang harus ngevaluasi kembali masalah dan menahan diri dari pembuangan air limbah secara sembarangan sebelum mencapai konsensus dengan semua pemangku kepentingan,” jelas pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina.

Sementara itu, Korsel juga menyatakan penyesalan atas keputusan Jepang. Pemerintah negara itu menegaskan akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan, sejalan dengan prinsip untuk menjaga masyarakat agar aman dari air yang terkontaminasi.

Jepang mengumumkan keputusan melepaskan air radioaktif dari reaktor yang rusak di PLTN Fukushima Daiichi setelah rapat kabinet diselenggarakan beberapa waktu lalu. Disebutkan bahwa rencana ini akan dilaksanakan dengan memastikan langkah yang lebih luas dan tegas untuk mencegah potensi kerusakan lingkungan.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan organisasi pihak ketiga lainnya akan terlibat dalam proses untuk mengamati bahwa rencana pelepasan air ke laut dilakukan dengan transparansi. Ia juga menegaskan bahwa rencana ini didasarkan pada prinsip ilmiah IAEA.

Bahan radioaktif yang terbentuk dalam air murni, yang berfungsi sebagai pendingin reaktor akan diuraikan, kecuali bahan tritium berkat Sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan. Rencananya, air yang mengandung tritium akan diencerkan terlebih dahulu pada level 1.500 becquerel per liter.

Dengan demikian, operator pembangkit listrik tersebut, Tokyo Electric Power (TEPCO), dapat membuang air yang semakin hari semakin meningkat ke laut secara berkala. TEPCO memperkirakan jika air yang disimpan di pabrik tidak dilepaskan, fasilitas tersebut akan mengisi kapasitas tangki penyimpanan paling lambat pada musim gugur atau sekitar September 2022.

Proses pembuangan air ke laut diperkirakan memakan waktu setidaknya dua tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement