Sabtu 17 Apr 2021 08:28 WIB

Rusia Balas AS dengan Usir 10 Diplomat

Rusia berencana mengusir 10 diplomat AS sebagai respon rentetan saksin baru dari AS

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menanggapi rentetan sanksi baru Amerika Serikat (AS) dengan rencana mengusir 10 diplomat AS. Moskow pun akan mengambil langkah pembalasan lainnya dalam bentrokan yang tegang dengan Washington.

Kementerian Luar Negeri Rusia menerbitkan daftar delapan pejabat saat ini atau mantan pejabat AS yang dilarang memasuki negara itu. Dari daftar itu termasuk Jaksa Agung AS Merrick Garland, Direktur FBI Christopher Wray, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas.

Selain itu, warga AS yang dilarang memasuki Rusia adalah mantan duta besar PBB dan sekarang kepala Dewan Kebijakan Domestik Susan Rice, penasihat keamanan nasional di bawah mantan Presiden Donald Trump John Bolton, mantan direktur CIA James Woolsey, dan direktur Biro Penjara Federal Michael Carvajal.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan Moskow akan bergerak untuk menutup organisasi nonpemerintah Washington yang tetap berada di negara itu. Upaya ini untuk mengakhiri campur tangan mereka dalam politik Rusia.

Diplomat top Rusia mengatakan, Kremlin menyarankan agar Duta Besar AS John Sullivan mengikuti contoh mitranya dari Rusia dan pulang untuk berkonsultasi. Rusia juga akan menolak kemungkinan Kedutaan Besar AS mempekerjakan personel dari Rusia dan negara ketiga sebagai staf pendukung, membatasi kunjungan diplomat AS yang menjalani tugas jangka pendek di kedutaan, dan memperketat persyaratan untuk perjalanan diplomat AS di negara tersebut.

Keputusan Rusia ini dampak dari pengumuman pemerintahan Joe Biden terhadap sanksi Rusia karena ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020 dan keterlibatan dalam peretasan agen federal SolarWind. AS memerintahkan 10 diplomat Rusia diusir, menargetkan puluhan perusahaan dan orang, dan memberlakukan pembatasan baru pada kemampuan Rusia untuk meminjam dana.

Lavrov menyebut langkah Washington tidak ramah dan tidak beralasan. Dia mengatakan sementara Rusia dapat mengambil tindakan menyakitkan terhadap kepentingan bisnis AS di negara itu. "Itu tidak akan segera bergerak untuk melakukannya dan menyimpannya untuk digunakan di masa depan," katanya.

Menteri Luar Negeri ini juga memperingatkan bahwa jika Washington meningkatkan tekanan lebih lanjut, Rusia mungkin meminta AS untuk mengurangi jumlah kedutaan dan staf konsulernya dari sekitar 450 menjadi 300.

Biden pun menyerukan untuk meredakan ketegangan dan membuka pintu untuk kerja sama dengan di bidang-bidang tertentu. Biden mengatakan kepada Putin dalam panggilan telepon 13 April bahwa dia memilih untuk tidak menjatuhkan sanksi yang lebih keras untuk saat ini dan mengusulkan untuk bertemu di negara ketiga pada musim panas.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement