Kamis 22 Apr 2021 15:24 WIB

TNI Buka Posko Crisis Center di Surabaya dan Banyuwangi

Posko Crisis Center akan dilengkapi beberapa peralatan pendukung, termasuk ambulan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Achmad Riad.
Foto: Puspen TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Achmad Riad.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan rencananya akan membuka posko crisis center di Mako Armada II Surabaya dan juga di Lanal Banyuwangi. "Rencananya akan membuka Mako Armada II Surabaya dan juga Lanal Banyuwangi dengan beberapa peralatan pendukung. Seperti Ambulans MHC yang akan berpatroli itu juga akan disiapkan. Namun apabila memiliki ditemukan bisa menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan para krunya," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (22/4).

Ia mengatakan untuk Mako Armada dua ditetapkan sebagai Crisis Center dengan mempersiapkan peralatan komunikasi dan sebagainya termasuk yang nantinya akan dipergunakan untuk memperoleh keterangan. Sedangkan untuk di Lanal Banyuwangi juga sudah disiapkan ambulans beserta peralatan lainnya.

Baca Juga

"Jelas saya sampaikan tadi, kita harus optimis, kita juga sudah kerahkan SDM yang ada, seperti KRI Rigel, KN SAR Wisnu untuk peralatan yang mendeteksi 600 meter. Yang jelas kita berupaya," katanya.

Ia mengatakan bahwa sejauh ini seluruh sumber daya dan peralatan yang ada akan telah dikerahkan. Kata dia, berharap mudah-mudahan bantuan dan semuanya juga bisa membantu mempercepat untuk menemukan lokasi dari kapal selam KRI Nanggala-402. Sebelumnya, pada Rabu (21/04) kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara.

Pada pukul 03.45 KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal. 

Kemudian, itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo. Saat ini sudah ada 5 KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang kemudian juga KRI Rigel (933) saat ini juga sedang bergerak yang dulu pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement