Senin 26 Apr 2021 14:23 WIB

Kebahagiaan Muslim AS Karena Masjid Dibuka Saat Ramadhan

Beberapa kebiasaan Ramadhan masih belum kembali normal seperti buka puasa komunitas.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Masjid di Amerika Serikat.
Foto: icnbm.org
Masjid di Amerika Serikat.

IHRAM.CO.ID, VIRGINIA--Memakai masker, adanya pengecekan suhu hingga pembatasan jumlah jamaah masjid masih dirasakan Umat Islam di Amerika Serikat. Kendati begitu, mereka masih merasa diberkahi karena bisa sholat di masjid selama Ramadhan.

“Ramadhan masih sedikit berbeda,” kata Amir Mohammed, seorang Muslim yang pergi ke sebuah masjid di Alexandria, Virginia dilansir dari About Islam, Ahad (25/4).

"Meski ada pembatasan, itu tetap berkah," tambahnya.

Direktur penjangkauan di Dar Al-Hijrah Islamic Center di Falls Church, Virginia, Imam Naeem Baig mengaku senang bahwa masjid akhirnya dibuka.

“Orang-orang sangat senang masjid dibuka. Ini memberi mereka kesempatan untuk bertemu dan berdoa bersama. Perasaan komunitas yang tidak bisa Anda dapatkan dengan berada di rumah, "katanya.

“Saya sangat senang bisa kembali ke masjid bersama saudara-saudari. Jika Allah (Tuhan) ingin mengambil jiwaku sekarang, aku akan merasa lengkap," tutur Imam Khalid Griggs, dari Masjid Komunitas Winston Salem, di Carolina Utara.

Meski begitu, beberapa kebiasaan Ramadhan masih belum kembali normal seperti buka puasa komunitas.

“Saya merindukan komunitas mengundang teman dan keluarga untuk buka puasa,” kata Imam Rafiq Mahdi, salah satu pendiri Komunitas Muslim Knoxville, Tennessee, dan direktur penjangkauan untuk theIslamic Circle of North America, sebuah organisasi layanan sosial.

Oleh karena itu, masjid dan kelompok pengabdian muslim sudah mulai melakukan kegiatan amal dengan social distancing, termasuk mengemas kotak berisi sembako bagi yang membutuhkan.

Islamic Relief USA, sebuah organisasi kemanusiaan di Alexandria, kembali ke acara donasi makanan Ramadhan tahunan tahun ini.  Di Los Angeles, Dallas, dan Springfield, Virginia, sukarelawan dari semua agama mengemas kotak-kotak dengan barang-barang seperti pasta, tepung dan minyak.

“Latar belakang keyakinan relawan tidak membuat perbedaan bagi kami,” kata Susan Ahmed, koordinator program regional untuk Islamic Relief USA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement