Selasa 04 May 2021 09:23 WIB

Menko PMK: Islam Sangat Mementingkan Literasi

Islam itu sangat mementingkan pengetahuan dan literasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Menko-PMK, Profesor Muhadjir Effendy saat menjadi pemateri di Syiar Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: dok. Humas UMM
Menko-PMK, Profesor Muhadjir Effendy saat menjadi pemateri di Syiar Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

IHRAM.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Syiar Ramadan bertemakan "Quran sebagai Inspirasi Membangun Masyarakat Literer". Kegiatan ini ditunjukkan dalam rangka memperingati turunnya ayat suci Alquran atau Nuzulul Quran.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK), Profesor Muhadjir Effendy berkesempatan menjadi pemateri di kegiatan tersebut. Di sini, dia menegaskan, Islam itu sangat mementingkan pengetahuan dan literasi. Hal ini terbukti melalui ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT.

"Itu memerintahkan manusia untuk membaca. Tidak hanya membaca huruf, tetapi juga membaca fenomena alam dan sosial yang merupakan tanda-tanda kehadiran Allah SWT," kata Muhadjir.

Berdasarkan hal tersebut, membaca menjadi pintu awal untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang begitu banyak. Dengan membaca Alquran, manusia akan mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Selain itu, juga sebagai petunjuk dan pembeda antara baik dan buruk.

Menurut Muhadjir, Alquran memiliki makna yang dalam. Selain itu kitab suci umat muslim ini juga kaya akan makna. Meskipun surat dan ayat yang dibaca sama, tidak jarang tafsirnya bisa berbeda tergantung pada kesiapan, kemampuan, dan bekal pengetahuan pembacanya.

Di sisi lain, membaca Alquran secara berulang-ulang juga akan mengembangkan pengetahuan dan keimanan. Oleh karena itu, dia berpesan kepada para dosen dan karyawan UMM agar membacanya setiap hari. Minimal para peserta bisa memahami dengan baik satu ayat satu hari.

"Sesekali bisa membaca terjemahan agar bisa menjadi pedoman, tidak hanya menjadi bacaan saja,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (3/5).

Sementara itu, Rektor UMM, Fauzan mengatakan, dinamika kehidupan agama selalu mengikuti bagaimana kehidupan sosial masyarakat berjalan. Jika kehidupan sosial berjalan hanya berdasar formalitas, maka kehidupan agama juga akan seperti itu. Sebab itu, dia berharap UMM dapat mengembangkan kemampuan internalisasi.

"Kemampuan ini berfungsi agar kehidupan agama tidak hanya sekadar formalitas saja, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas keimanan yang kita miliki,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement