Kamis 06 May 2021 07:08 WIB

Muslim India Ubah Masjid Jadi Pusat Penanganan Covid-19

Umat Islam di India mengubah masjid dan madrasah menjadi fasilitas perawatan Covid-19

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021.
Foto: Anadolu Agency
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021.

IHRAM.CO.ID, NEW DELHI – Jumlah kasus virus corona harian di India kian meningkat bahkan mencapai rekor tertinggi. Guna mengatasi badai corona, umat Islam di beberapa negara bagian mengubah masjid dan madrasah menjadi fasilitas perawatan Covid-19.

India telah mengalami lonjakan kasus dengan lebih dari 300 ribu setiap hari sejak 22 April. Tentu saja, ini sangat membebani sistem kesehatan negara karena kurangnya fasilitas kesehatan, misalnya tempat tidur, oksigen, dan beberapa obat penting. Di tengah kekacauan ini, organisasi Islam maju untuk membantu warga India yang berjuang melawan Covid-19 di bulan suci Ramadhan.

Di negara bagian Gujarat Barat, administrator yang menjalankan Darul Uloom atau seminari Islam di kota Vadodara telah menciptakan fasilitas perawatan Covid-19. Itu terdiri dari tempat tidur yang dilengkapi oksigen dan bangsal isolasi di dalam kampus.

“Dengan kasus yang kian meningkat, permintaan akan fasilitas kesehatan juga semakin besar. Kami memutuskan untuk menciptakannya karena kami ingin membantu orang,” kata Kepala Sekolah, Mufti Arif Abbas.

Fasilitas tersebut sudah berjalan sejak pekan lalu dan mampu meberikan perawatan kepada banyak orang. Sebagian masjid di Vadodara juga diubah menjadi fasilitas Covid-19.

“Kami telah menyewa dokter untuk mengelola 50 tempat tidur center yang dilengkapi dengan oksigen,” kata salah seorang anggota komite Masjid Jahangirpura, Irfan Sheikh.

Banyak ulama mengumumkan mereka mendirikan pusat isolasi untuk pasien Covid-19 di New Delhi. Sebab, rumah sakit di sana sangat kekurangan oksigen. Selain fasilitas ini, kelompok Muslim di India pun telah memulai nomor telepon bantuan untuk memberikan petunjuk tentang tempat tidur dan persediaan oksigen.

Juru Bicara Organisasi Mahasiswa Islam India, Musab Qazi mengatakan dia dan timnya telah mulai satuan tugas bantuan sejak pekan lalu. Mereka membuat ruang kontrol di New Delhi yang dilengkapi 30 orang bekerja sepanjang waktu untuk membantu pasien.

“Melalui gugus tugas, kami membantu orang menemukan tempat tidur, suplai oksigen, dan obat-obatan seperti Remdesvir,” ujar Qazi.

Sementara itu, pemerintah India pada akhir April mengatakan mereka telah mulai mengimpor obat penting Remdesivir untuk mengurangi kekurangan stok. Obat tersebut digunakan untuk pengobatan virus korona dan sangat diminati di seluruh negeri.

Pernyataan dari Kementerian Kimia dan Pupuk mengatakan pengiriman pertama 75 ribu botol Remdesivir akan mencapai India pada akhir April. Mereka telah memesan 450 ribu botol dari satu perusahaan farmasi Amerika Serikat dan Mesir.

Dilansir Anadolu Agency, Rabu (5/5), banyak individu dan kelompok mulai memberikan tabung oksigen gratis kepada pasien di berbagai negara bagian. Ada beberapa kasus saat pasien kehilangan nyawa karena gagal mendapatkan oksigen dan tempat tidur.

Di negara bagian Maharashtra yang paling parah terkena dampak, salah seorang penduduk, Shahnawaz Shaikh dipuji di media sosial karena yayasannya berada di garis depan dalam memberikan bantuan kepada pasien positif Covid-19.

“Kami memberikan bantuan kepada orang-orang dengan mendapatkan tempat tidur rumah sakit dan suplai oksigen,” kata Shaikh.

Perwakilan masyarakat mengatakan kelompok Muslim di India harus membuka lebih banyak madrasah dan fasilitas lain untuk pasien yang membutuhkan. Kepala Imam Organisasi Imam Seluruh India, Moulana Umer Ahmed Ilyasi mengatakan mengingat kondisi pandemi ini, semua orang harus bertindak. Madrasah, sekolah, dan ruang pejamuan yang dijalankan umat Islam harus dimanfaatkan untuk menangani krisis ini.

“Kami harus berjuang bersama karena situasinya yang sangat buruk,” kata Ilyasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement