Ahad 09 May 2021 16:30 WIB

Pakistan dan Arab Saudi Tegaskan Dukungan untuk Palestina

Dukungan untuk Palestina disampaikan oleh Pakistan dan Arab Saudi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Pakistan dan Arab Saudi Tegaskan Dukungan untuk Palestina. Foto: Polisi Israel bentrok dengan pemuda Palestina di Masjid Al-Aqsa Yerusalem, Jumat (7/5).
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Pakistan dan Arab Saudi Tegaskan Dukungan untuk Palestina. Foto: Polisi Israel bentrok dengan pemuda Palestina di Masjid Al-Aqsa Yerusalem, Jumat (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pakistan dan Arab Saudi menegaskan kembali dukungannya untuk semua hak sah rakyat Palestina, terutama hak menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Penegasan dukungan itu dibuat setelah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) melangsungkan pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Jeddah pada Sabtu (8/5).

Baca Juga

“Dalam semangat diskusi yang konstruktif, kedua belah pihak menegaskan kembali dukungan penuh mereka untuk semua hak sah rakyat Palestina, terutama hak mereka menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka dengan perbatasan sebelum 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan Prakarsa Perdamaian Arab dan resolusi PBB yang relevan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan, dikutip laman Anadolu Agency.

Khan memulai kunjungannya selama dua hari ke Saudi pada Jumat (7/5). Peningkatan hubungan bilateral menjadi agenda utama lawatan tersebut. Namun mereka turut mendiskusikan perkembangan isu di kawasan dan global. Selain Palestina, Pangeran MBS dan Khan juga membicarakan proses perdamaian Afghanistan yang belum menghasilkan kemajuan signifikan.

Mereka menyatakan dukungannya untuk solusi politik di Suriah dan Libya, serta upaya PBB dalam hal tersebut. Pangeran MBS dan Khan turut menekankan pentingnya mendukung upaya mencapai solusi politik komprehensif untuk konflik Yaman.

Mereka pun menekankan perlunya upaya bersama negara-negara Muslim untuk menghadapi ekstremisme dan kekerasan serta menolak sektarianisme. Kedua belah pihak menegaskan kembali bahwa terorisme tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau suku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement