Rabu 12 May 2021 09:05 WIB

29 Kasus Covid-19 Ditemukan di Satu RT di Yogyakarta

Pemkot Yogya belum dapat pastikan sumber penularan di daerah padat penduduk ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ratna Puspita
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menemukan puluhan kasus Covid-19 di area padat penduduk, yakni RT 56, RW 12, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. (Foto Ilustrasi Covid-19)
Foto: Pixabay
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menemukan puluhan kasus Covid-19 di area padat penduduk, yakni RT 56, RW 12, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. (Foto Ilustrasi Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menemukan puluhan kasus Covid-19 di area padat penduduk, yakni RT 56, RW 12, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Berdasarkan PCR per 11 Mei 2021, sudah ditemukan 29 kasus positif Covid-19.

"29 (kasus positif), 10 orang di antaranya dirawat di rumah sakit dan selebihnya kemungkinan masuk selter (Tegalrejo)," kata Heroe kepada wartawan dalam pesan tertulisnya, Selasa (11/5) malam. 

Baca Juga

Pemkot Yogyakarta belum dapat memastikan sumber penularan Covid-19 yang terjadi di wilayah tersebut. Hingga saat ini, pelacakan (tracing) masih terus dilakukan sehingga kasus positif masih berpotensi meningkat di Wirobrajan. 

Kendati demikian, ada beberapa dugaan yang diketahui memicu merebaknya penularan Covid-19 di wilayah itu. "Diawali dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang tidak dilakukan secara maksimal di wilayah tersebut," ujarnya. 

Menurut Heroe, ada warga yang sempat menggelar acara buka bersama tanpa protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, wilayah di RT 56 yang padat penduduk juga dimungkinkan menjadi pemicu meluasnya penyebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta. 

"Jarak antar-rumah sangat dekat, jadi bisa dibayangkan bahwa kawasan tersebut tentu sangat rawan terjadi sebaran Covid-19," kata Heroe menjelaskan. 

Kasus pertama di Wirobrajan itu berawal dari lansia dengan jenis kelamin perempuan. Lansia tersebut menularkan Covid-19 ke suami dan anaknya. "Si ibu (lansia) memang ada komorbid (penyakit penyerta) dan akhirnya meninggal dunia," katanya. 

Penyebaran Covid-19 berlanjut ke tetangga-tetangga dari lansia tersebut. Tetangga tersebut juga banyak yang masih merupakan saudara dari kasus pertama. 

Warga juga tidak cepat tanggap terhadap keluarganya yang sudah memiliki gejala Covid-19. Sebab, mereka yang sudah memiliki gejala tidak langsung dilaporkan maupun dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan Covid-19. 

"Ada anggota keluarga yang tidak enak badan, flu, batuk, tapi malah dibawa ke tukang pijat. Akhirnya tukang pijat yang juga saudaranya juga positif Covid-19," ujarnya. 

Sejak kasus pertama muncul, Pemkot Yogyakarta sudah melakukan tracing kepada kontak erat kasus positif sebanyak 80 orang. Tracing dilakukan dengan rapid test antigen dan dilanjutkan PCR. 

Percepatan tracing juga dilakukan guna mengetahui dengan cepat penularan yang terjadi. Dengan demikian, kebijakan yang dikeluarkan untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19 juga dapat dilakukan dengan cepat. 

"Jika ternyata ada kontak erat baru, akan dilakukan tes (tracing) sampai pada kontak erat bisa kita tracing semua. Kita akan terus melakukan tracing dan screening sampai menuntaskan kontak eratnya," kata Heroe. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement