Ahad 23 May 2021 05:26 WIB

Saudi Catat 10 Ribu Orang Bepergian ke Luar Negeri

10 orang bepergian ke luar negeri setelah batasan perjalanan dicabut

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Terminal baru di Bandara Arar di perbatasan utara Arab Saudi yang diresmikan, Rabu (17/2).
Foto: SPA
Terminal baru di Bandara Arar di perbatasan utara Arab Saudi yang diresmikan, Rabu (17/2).

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan 10.452 warganya telah melakukan perjalanan ke luar negeri. Perjalanan dilakukan melalui darat dan bandara, 24 jam setelah Riyadh melonggarkan pembatasan perjalanan, Senin (17/5).

Dalam akun resmi Twitter milik Kementerian, disebutkan 1.938 warga melakukan perjalanan ke UEA, 1.545 ke Mesir, 299 ke Qatar, 233 ke Amerika Serikat dan 165 orang ke Inggris.

Dilansir Asharq Al-Awsat, Jumat (21/5), mereka juga menyebut 5.717 warga meninggalkan Saudi melalui lima pelabuhan darat. 3.362 orang melalui King Fahd Causeway, 689 melalui al-Batha, 673 al-Haditha, 325 Salwa, dan 270 sisanya melakukan penyeberangan di perbatasan al-Khafji.

Arab Saudi telah melarang warga maupun penduduknya bepergian ke luar negeri selama 14 bulan terakhir, karena khawatir akan pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia.

Namun, pemerintah memutuskan mengizinkan warga yang telah mendapatkan imunisasi Covid-19 maupun anak-anak di bawah 18 tahun dapat bepergian ke luar negeri, Senin (17/5) lalu.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan ada tiga kategori orang akan dianggap telah diimunisasi, yakni mereka yang telah menerima dua dosis vaksin, mereka yang diberikan satu dosis setidaknya 14 hari sebelum perjalanan, serta orang-orang yang telah pulih dari infeksi dalam kurun waktu enam bulan sebelumnya.

Selain syarat tersebut, wisatawan juga harus memiliki polis asuransi yang disetujui oleh Bank Sentral Saudi, yang mencakup risiko Covid-19 di luar negeri.

Selanjutnya, kementerian menyatakan mereka yang bepergian ke Bahrain harus berusia di atas 18 tahun. Tak hanya itu, mereka harus menunjukkan bukti melalui aplikasi 'Tawakkalna' tentang status kesehatan mereka, apakah mereka diimunisasi, divaksinasi penuh, atau pasien yang sedang dalam pemulihan.

Pemerintah mengatakan semua tindakan pencegahan dan pencegahan terkait perjalanan akan terus dievaluasi oleh Otoritas Kesehatan Masyarakat (Weqaya), sesuai dengan perkembangan situasi epidemiologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement