Ahad 30 May 2021 14:58 WIB

NU Sejak 1938 Dukung Palestina Jadi Negara Berdaulat

PBNU mendorong agar terjadi gencatan senjata dari kedua belah pihak

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Subarkah
Umat Muslim mengambil bagian dalam salat Jumat di Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 28 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Umat Muslim mengambil bagian dalam salat Jumat di Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 28 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU), Helmy Faishal Zaini menegaskan bahwa NU sejak tahun 1938 telah memberikan dukungan agar Palestina menjadi sebuah negara yang berdaulat. Di Palestina harus terwujud perdamaian dan kemakmuran sebagai bagian dari upaya untuk menghormati hak asasi manusia serta kemerdekaan Palestina.

"Maka untuk itu kami mendorong sekaligus mengajak kepada seluruh pihak, marilah kita mengambil inisiatif penting terutama inisiatif kemanusiaan, kita ulurkan tangan kita, kita galang bantuan setidaknya kita bisa meringankan penderitaan dan beban saudara-saudara kita di Palestina," kata Helmy melalui tayangan video saat Aksi Indonesia Bela Al-Quds bertajuk.

"Munashoroh dan Merawat Kemenangan Dari Masjid Indonesia Untuk Masjid Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina Merdeka" yang digelar Koalisi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis (KIBBM) dan diikuti masjid-masjid di Indonesia secara daring, Ahad (30/5).

Helmy mengajak semuanya untuk memberikan yang bisa diberikan dan melakukan yang bisa dilakukan sebagai ikhtiar mendukung Palestina. Setidaknya umat bisa menengadahkan tangan untuk berdoa kepada Allah SWT agar bangsa Palestina senantiasa mendapatkan pertolongan dan perlindungan.

"Mudah-mudahan langkah-langkah yang kita lakukan adalah bagian dari upaya kita untuk senantiasa saling memberikan bantuan dan pertolongan kepada sesama," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan duka yang mendalam atas jatuhnya korban yang meninggal lebih dari 170 saudara-saudara di Palestina. Bahkan lebih dari 1.000 saudara-saudara di Palestina yang menjadi korban luka-luka akibat aksi brutal dan pemboman secara membabi-buta oleh pihak Israel kepada Palestina.

"Kesedihan, kepedihan saudara-saudara kita di Palestina adalah kepedihan kita, penderitaan saudara-saudara kita di Palestina adalah juga penderitaan kita, terlebih kita bangsa Indonesia memiliki hutang sejarah karena salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia pertama kali adalah Palestina," ujarnya.

Sekjen PBNU ini mengingatkan, Bung Karno pernah mengatakan pada tahun 1962 bahwa sepanjang Israel masih melakukan aneksasi penjajahan terhadap Palestina, maka sepanjang itu pula Indonesia tidak akan pernah mengakui keberadaan negara Israel.

Maka melihat perkembangan situasi terkini terutama di Palestina, PBNU mengecam dan mengutuk keras aksi pemboman secara membabi-buta yang telah mengorbankan nyawa manusia, perempuan dan anak-anak warga sipil yang tidak berdosa.

"Pemboman telah menghancurkan sekolah-sekolah, telah menghancurkan rumah sakit-rumah sakit, telah menghancurkan rumah-rumah penduduk, atas dalih apapun yang dilakukan oleh Israel ini adalah melanggar kemanusiaan," tegasnya.

Helmy menegaskan, PBNU mendorong agar terjadi gencatan senjata dari kedua belah pihak agar bantuan kemanusiaan bisa diterima oleh saudara-saudara di Palestina. PBNU juga mengharapkan upaya-upaya dan langkah-langkah diplomatik agar terwujud perdamaian di tanah Palestina.

PBNU mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah-langkah penting, agar terwujud perdamaian dan kedaulatan di negeri Palestina. PBNU mendukung dan mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk menggalang solidaritas terutama negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membantu Palestina.

"Bahkan (mendesak pemerintah Indonesia) menggalang komitmen seluruh bangsa-bangsa di dunia untuk mewujudkan perdamaian dan kedaulatan di negeri Palestina," ujar Helmy.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement