Senin 31 May 2021 23:14 WIB

Kemenag Tegaskan Pancasila tak Bertentangan dengan Islam

Kemenag Tegaskan Pancasila tak Bertentangan dengan Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kemenag Tegaskan Pancasila tak Bertentangan dengan Islam. Foto: Ilustrasi Pancasila
Foto: Republika/Mardiah
Kemenag Tegaskan Pancasila tak Bertentangan dengan Islam. Foto: Ilustrasi Pancasila

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Fuad Nasar menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut dia, sebagai ideologi yang mempersatukan bangsa untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan, Pancasila adalah titik temu ideologi kebangsaan dan ideologi keagamaan yang berbasis pada nilai-nilai Islam.

Oleh karena itu, menurut dia, para pemimpin dan tokoh Islam sejak awal lahirnya negara kesatuan Republik Indonesia menerima dasar negara Pancasila. "Hal itu bukan saja karena umat Islam memiliki andil besar dan menentukan dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta dalam pembentukan negara, tetapi karena tidak ada satu pun dari lima sila Pancasila itu yang bertentangan dengan ajaran Islam," ujar Fuad dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (31/5).

Baca Juga

 

Menurut dia, umat Islam yang diwakili oleh para ulama, pemimpin dan tokohnya, menerima Pancasila bukan karena alasan taktis-politis, tetapi karena alasan teologis- filosofis. "Saya menerima Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, karena saya adalah orang Islam," ucap Fuad mengutip pernyataan tokoh pejuang kemerdekaan dan diplomat Mr. Mohamad Roem (1908-1983).

Dia menjelaskan, Pancasila dipandang sebagai dasar negara yang paling tepat untuk eksistensi NKRI. Namun, menurut dia, tantangan bangsa Indonesia di masa kini dan mendatang adalah mengaktualisasikan secara konsekuen Pancasila sebagai pedoman dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah.

"Pancasila bukan sekadar semboyan untuk dibaca dan dihafalkan. Pancasila adalah ideologi yang hidup dan harus ditegakkan untuk memayungi kebhinekaan bangsa. Ideologi apa pun kalau tidak dijalankan dalam kehidupan nyata bernegara takkan memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara," kata Fuad.

Dia mengatakan, di bawah panji-panji falsafah dasar negara Pancasila semua anak bangsa dengan jiwa besar semestinya menghormati keragaman dan mendialogkan perbedaan guna menemukan titik persamaan dalam bhinneka tunggal ika. Menurut dia, pembangunan manusia dan kebudayaan, hukum, politik, demokrasi, hak asasi manusia, ekonomi, teknologi, kemaritiman, kerjasama internasional dan sebagainya, haruslah senantiasa mencerminkan nilai-nilai fundamental Pancasila sebagai jatidiri bangsa.

"Pengembangan Pancasila tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan semangat beragama. Sekularisme dan liberalisme dalam bentuk apa pun bertentangan dengan Pancasila," jelas Fuad  

Selain itu, tambah dia, pemikiran para pendiri bangsa juga perlu dibaca dan dipahami oleh generasi muda agar tidak terombang-ambing dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia mengharungi samudera masa depan. "Segenap elemen bangsa perlu menahan diri untuk tidak memperuncing hal-hal yang bisa menimbulkan kesalahpahaman dan pertentangan di kalangan umat beragama dan sesama warga bangsa. Dalam hubungan ini, benturan dan intoleransi antara keyakinan agama dan ideologi negara perlu dicegah dan dihindari," kata Fuad.

n/Muhyiddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement