Rabu 02 Jun 2021 20:48 WIB

Sri Mulyani Pesimistis Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh Pesat

Sri Mulyani Pesimis Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh Pesat pada 2022

Rep: Novita Intan/ Red: Muhammad Subarkah
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dalam Layar) menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/5). Rapat tersebut beragendakan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dalam Layar) menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/5). Rapat tersebut beragendakan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menargetkan konsumsi rumah tangga kisaran antara 5,1 persen sampai 5,3 persen pada tahun depan. Nantinya pertumbuhan konsumsi akan sangat bergantung pada pengendalian Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kenaikan konsumsi rumah tangga akan cukup berat dicapai pada tahun depan. Apabila vaksinasi berhasil maka bisa meningkatkan keyakinan masyarakat berbelanja, sehingga menggenjot permintaan.

“Tapi kalau tidak berhasil, ini akan mudah menurunkan kepercayaan. Kemudian pertumbuhan konsumsi meleset ke bawah,” ujarnya saat rapat Komisi XI DPR, Rabu (2/6).

Sri Mulyani mengungkapkan jumlah vaksinasi harian Indonesia sekitar 300 ribu dosis per Mei 2021. Padahal untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, pemerintah harus bisa mendistribusi satu juta vaksin dalam sehari.

Sri Mulyani pun pesimis target herd immunity lewat program vaksinasi nasional akan tercapai pada kuartal pertama 2022. Hal ini karena program vaksinasi nasional hingga kuartal kedua tahun ini masih berjalan lambat.

"Kalau melihat vaksinasi harian di Indonesia masih 300 ribuan per hari. Ini memang lebih tinggi dari kondisi bulan puasa. Namun belum bahkan mencapai 500 ribu atau satu juta yang kami targetkan per hari," ucapnya.

Sri Mulyani juga menyampaikan jika target herd immunity yang dicanangkan pemerintah tak dapat dikejar, covid-19 akan tetap menjadi tantangan dalam pemulihan ekonomi pada 2022.

“Satu juta (vaksinasi per hari) itu bagi kita mencapai herd immunity pada kuartal satu tahun depan. Ini berarti kalau kita bicara pada 2022, kalau ini tidak terkejar, berarti 2022 akan terjadi dampak karena covid masih akan jadi elemen yang menentukan juga," ungkapnya.

Dari sisi lain, Sri Mulyani juga mewaspadai kenaikan jumlah kasus harian yang mengalami peningkatan usai libur lebaranHal tersebut salah satunya terlihat dari tingkat keterisian wisma atlet yang naik cukup signifikan.

"Sekarang 5.797 kasus harian pergerakan rata-ratanya. Kemarin ketika di Banggar saya sampaikan Wisma Atlet keterisiannya 15 persen, terendah yaitu Mei awal atau pertengahan. Sekarang sudah 33,6 persen," ungkapnya.

Menurutnya tren kenaikan kasus harian covid-19 pada kuartal kedua tahun ini harus segera dikendalikan agar tidak kembali terjadi pengetatan kegiatan masyarakat yang dapat berdampak negatif pada pergerakan ekonomi.

“Kuartal kedua ini saja tren ini harus dikendalikan, karena kalau tidak, terjadi kondisi seperti Maret lalu, kita harus melakukan pengetatan lagi dan ini akan memengaruhi kegiatan ekonomi dan proyeksi ekonomi yang selama ini kita buat," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement