Sabtu 12 Jun 2021 15:21 WIB

Ibadah Haji, Pondasi Tegaknya Syariat Islam

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dan menjadi pondasi tegaknya syariat Islam

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Jamaah Muslim berdoa di sekitar Ka
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah Muslim berdoa di sekitar Ka

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam dan menjadi pondasi tegaknya syariat Islam. Hal ini seperti sampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya.

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالْحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

"Islam dibangun atas lima perkara; kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; haji dan shaum Ramadhan (HR al-Bukhari).

    

Ibadah haji merupakan kewajiban dari Allah SWT atas kaum Muslim. Hal ini seperti ditegaskan Allah SWT dalam Alquran surah Ali-Imran ayat 97.

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

"Ibadah haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah. Siapa saja yang mengingkari (kewajiban haji), sungguh Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

Dalam tafsirnya Imam Ibnu Katsir menukil riwayat dari Ibnu Abbas, Mujahid dan yang lainnya, tentang firman Allah. Siapa saja yang mengingkari kewajiban haji, sungguh Allah Mahakaya tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

"Makanya, siapa saja yang mengingkari kewajiban haji sungguh telah kafir dan Allah tidak memerlukan dirinya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/84).

Ibn Abbas ra. berkata:

قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ الْحَجُّ كُلَّ عَامٍ؟ قَالَ: (لاَ بَلْ حَجَّةً)؟ قِيْلَ: فَمَا السَّبِيْلُ، قَالَ: (الزَّادُ وَالرَّاحِلَةُ).

Ada yang bertanya kepada Rasullah.

"Wahai Rasulullah, apakah haji wajib setiap tahun?" Beliau menjawab, "Tidak, tetapi sekali (seumur hidup)." Ada yang bertanya, "Lalu, apa yang dimaksud dengan jalan (ke Baitullah)" Beliau menjawab, "Bekal dan kendaraan," (HR ad-Daruquthni).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement