Rabu 16 Jun 2021 23:59 WIB

Klaster Perkantoran Sumbang Kasus Covid-19 di Kulon Progo

Klaster perkantoran di Kulon Progo berasal dari sekolah, bank dan Dinas Pariwisata

Petugas gabungan menjalankan operasi penyekatan pemudik di Pos Penyekatan Temon, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (10/5). Penyekatan di Temon untuk mengantisipasi pemudik yang masuk Yogyakarta dari arah Purworejo. Setiap mobil dengan plat luar Yogyakarta akan ditepikan dan diperiksa surat bebas Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas gabungan menjalankan operasi penyekatan pemudik di Pos Penyekatan Temon, Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (10/5). Penyekatan di Temon untuk mengantisipasi pemudik yang masuk Yogyakarta dari arah Purworejo. Setiap mobil dengan plat luar Yogyakarta akan ditepikan dan diperiksa surat bebas Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Klaster penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran ikut menyumbang penambahan kasus infeksi virus coronadi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kulon Progo, pada Rabu jumlah warga yang terserang COVID-19 bertambah94 menjadi 6.687 orang dan sebagian di antaranya berasal dari lingkungan perkantoran.

"Hari ini di Kabupaten Kulon Progo mulai terjadi penularan Covid-19 di perkantoran. Ada tiga kantor yang terjadi penularan, yakni sekolah 10 kasus, bank swasta di Temon ada 18 orang yang terkonfirmasi Covid-19, kemudian di Dinas Pariwisata ada 19 orang," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Rabu.

Ia mengatakan bank swasta di Kecamatan Temon sejak Sabtu (12/6) sudah ditutup untuk mencegah penularan virus coronameluas. Penutupan bank swasta itu diperpanjang hingga Sabtu (19/6) setelah terjadi penambahan enam kasus penularan COVID-19 pada Rabu. Sementara itu, di lingkungan Kantor Dinas Pariwisata sampai Rabu ada 19 orang yang dikonfirmasi terserang COVID-19. 

Pelacakan riwayat kontak penderita dan pemeriksaan masih dilakukan."Sejak pagi tadi, Kantor Dinas Pariwisata ditutup sampai dengan Jumat (18/6). Kita menunggu perkembangan, kalau tidak ada perkembangan diharapkan Senin (21/6) sudah bisa kembali memberikan pelayanan," kata Baning.

Ia mengemukakan bahwa upaya untuk menelusuri pemicu penularan virus corona di Kantor Dinas Pariwisata agak sulit dilakukan karena menurut laporan ada banyak kegiatan pegawai di dinas tersebut.

"Kami meyakini kasus diawali dari luar kantor, kemudian gejala ringan, kemudian setelah ada gejala anosmia atau hilang indra penciumanbaru melaksanakan rapid(tes)antigen secara mandiri yang hasilnya positif," katanya.

"Laporan sakit pertama pada Jumat (11/6), kemudian dilakukan (pemeriksaan)swab PCR pada Sabtu (12/6)," ia menambahkan.

Menurut Baning, warga yang terserang Covid-19 di lingkungan perkantoran semuanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, tidak ada yang harus dirawat di rumah sakit karena hanya mengalami gejala ringan. Ia menjelaskan bahwa di lingkungan perkantoran yang menjadi tempat penularan virus corona, penyemprotan disinfektan dilakukan secara berulang sampai kantor dibuka lagi.

Menurut dia, penyebab utama penularan virus coronadi lingkungan perkantoran adalah ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan."Penyebab utama penyebaran di perkantoran adalah protokol kesehatan yang tidak bagus atau buruk. Dari rumah membawa virus akan menyebabkan ke orang lain. OTG, dengan gejala ringan, dianggap sesuatu tidak berbahaya," katanya. 

Menurut data Dinas Kesehatan, di Kulon Progo, jumlah warga yang terserang Covid-19 sejak awal pandemi sampai sekarang sebanyak 6.687 orang dan 131 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani karantina di rumah sakit tercatat 74 orang dan penderita infeksi virus corona yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 614 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement