Kamis 17 Jun 2021 08:30 WIB

Dua Jenis Vaksin Ini Dapat Melawan Varian Delta

Varian Delta Covid-19 yang lebih mematikan kini menjadi ancaman baru.

Rep: Santi Sophia/ Red: Elba Damhuri
Pasien dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). PM Boris Johnson menunda pengumuman pelonggaran kebijakan lockdown hingga empat pekan lagi karena kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Delta yang tinggi.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pasien dibawa menuju RS Royal London, Inggris, Senin (14/6). PM Boris Johnson menunda pengumuman pelonggaran kebijakan lockdown hingga empat pekan lagi karena kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Delta yang tinggi.

IHRAM.CO.ID, INGGRIS -- Varian Delta Covid-19 yang lebih mematikan kini menjadi ancaman baru. Untungnya, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech ataupun AstraZeneca Covid-19 diketahui sangat efektif melawan varian Delta tersebut.

Analisis baru dari Public Health England, dilansir NBC, Selasa (15/6), memberikan bukti tentang seberapa baik vaksin bekerja melawan varian Delta. 

Sebuah studi laboratorium yang diterbitkan pekan lalu di The Lancet yang berfokus pada vaksin Pfizer, menemukan bahwa tingkat antibodi penetral yang melawan virus hampir enam kali lebih rendah terhadap varian Delta jika dibandingkan dengan virus asli. 

Studi yang sama juga menemukan pengurangan, meskipun tidak terlalu tajam, dalam antibodi terhadap varian Alpha, dibandingkan dengan virus asli. Tetapi studi lab ini tidak selalu diterjemahkan langsung ke dunia nyata. 

Misalnya, sebuah penelitian di dunia nyata menemukan vaksin Pfizer sangat efektif melawan varian Alpha di Qatar. Memang, para ahli menyarankan agar berhati-hati ketika menafsirkan studi laboratorium tentang sistem kekebalan tubuh.

“Pesan utamanya adalah bahwa sistem kekebalan Anda sangat rumit dan bukan hanya antibodi yang memediasi kekebalan protektif,” kata Angela Rasmussen, ahli virus di Organisasi Vaksin dan Penyakit Menular Universitas Saskatchewan.

Namun, pejabat kesehatan masyarakat tetap khawatir tentang varian Delta. Data dari PHE menunjukkan bahwa varian Delta mungkin 40 hingga 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, menjadikannya bentuk virus yang paling menular hingga saat ini.

Berdasarkan apa yang terjadi di negara lain, diduga varian Delta akan menjadi dominan di Amerika Serikat pada musim gugur.

Mengingat apa yang telah terlihat di India, dan kemudian Inggris, maka berisiko tinggi delta menjadi varian yang dominan. Apalagi terdapat sebagian besar populasi yang tidak divaksinasi dan melakukan perjalanan yang luas.

PHE juga melaporkan varian Delta dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan mereka yang memiliki varian itu kira-kira dua kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit. Namun, Rasmussen memperingatkan bahwa data lebih lanjut diperlukan sebelum menarik kesimpulan yang pasti.

Sangat sulit untuk menentukan apakah virus menyebabkan penyakit yang lebih parah hanya berdasarkan data epidemiologis. Bisa jadi orang lebih sering terinfeksi dan akibatnya muncul proporsi yang lebih tinggi untuk orang terkena penyakit parah.

Sumber:

https://www.nbcnews.com/health/health-news/two-doses-vaccine-highly-effective-against-delta-variant-u-k-n1270776

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement