Sabtu 19 Jun 2021 09:08 WIB

Merkel-Macron Ingatkan Negara UE Hati-Hati Buka Perbatasan

Merkel-Macron Ingatkan Negara UE Hati-Hati Buka Perbatasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
Merkel-Macron Ingatkan Negara UE Hati-Hati Buka Perbatasan. Foto: Ilustrasi Kasus Covid-19 Naik
Foto: republika/mardiah
Merkel-Macron Ingatkan Negara UE Hati-Hati Buka Perbatasan. Foto: Ilustrasi Kasus Covid-19 Naik

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta negara-negara Uni Eropa (UE)  untuk mengoordinasikan kebijakan pembukaan kembali perbatasan, Jumat (18/6). Mereka pun meminta untuk selalu waspada terhadap varian virus baru.

"Beberapa negara telah membuka kembali perbatasan mereka lebih awal untuk alasan industri pariwisata, tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak mengimpor kembali varian baru," kata Macron dalam konferensi pers bersama dengan Merkel sebelum jamuan makan malam di kanselir di Berlin.

Baca Juga

Macron mengatakan, negara-negara UE harus berhati-hati untuk tidak membiarkan varian baru menyebar. UE mengawasi perkembangan di Inggris, yang telah melihat peningkatan tajam dalam kasus varian Delta yang dilaporkan.

"Kami tidak bisa bertindak seolah-olah virus korona sudah berakhir. Perhatian masih diperlukan agar kita memiliki banyak kebebasan, jika tidak semua kebebasan," kata Merkel.

Inggris telah melaporkan kenaikan tajam varian Delta virus korona. Kesehatan Masyarakat Inggris menunjukkan ada 33.630 kasus baru varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India dalam seminggu hingga 16 Juni. Jumlah tersebut menjadikan total kasus yang dikonfirmasi menjadi 75.953, meningkat 79 persen dari sebelumnya.

Kasus meningkat pesat di seluruh negeri dan varian Delta sekarang dominan," kata Kepala Eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Jenny Harries.

Varian Delta, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris, sekarang terdiri dari 91 persen kasus berurutan. Menggunakan data terbaru yang mencakup data genotipe yang memiliki waktu penyelesaian lebih cepat, 99 persen kasus diperkirakan Delta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement