Selasa 06 Jul 2021 14:11 WIB

Cuaca Panas Dingin Bukan Disebabkan Jarak Bumi ke Matahari

Selasa (6/7) bumi berada pada jarak terjauh dengan matahari atau aphelion.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bumi berada dalam jarak yang paling jauh dengan Matahari. (ilustrasi)
Foto: nasa
Bumi berada dalam jarak yang paling jauh dengan Matahari. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Aphelion atau fenomena dimana posisi Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari terjadi pada Selasa (6/7) pagi ini. Aphelion terjadi pada tanggal 6 Juli 2021 pukul 05.27 WIB pada jarak 152.100.527 km. Sementara, Perihelion atau fenomena ketika Bumi berada di titik terdekatnya dengan Matahari terjadi pada 2 Januari lalu. 

Banyak orang mungkin bertanya-tanya apakah jarak Bumi terjauh ini berdampak pada cuaca yang lebih dingin. Ternyata tidak. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN RI), secara umum, tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi saat fenomena ini terjadi.

Baca Juga

"Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau dikarenakan tutupan awan yang sedikit, sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan," menurut laporan LAPAN RI, dikutip Selasa (6/7).

Mengingat posisi Matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin. Oleh karenanya, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa.

Cuaca hangat dan dingin tidak berhubungan dengan jarak Bumi dari matahari.  Dilansir di Space, dijelaskan bahwa cuaca hangat terjadi karena kemiringan 23,5 derajat dari poros yang matahari berada di atas cakrawala untuk waktu yang berbeda pada musim yang berbeda.

Panas yang diterima oleh wilayah mana pun tergantung pada panjang siang hari dan sudut matahari di atas cakrawala.  Karenanya terdapat perbedaan suhu di berbagai belahan dunia.

Dan karena butuh waktu untuk suasana Bumi sepenuhnya menyerap panas, ada jeda kira-kira sekitar satu bulan dari waktu titik balik matahari hingga waktu terpanas tahun ini.  

Karena kita berada terjauh dari matahari pada bulan Juli dan terdekat pada bulan Desember, perbedaan seperti itu akan cenderung menghangatkan musim dingin dan mendinginkan musim panas. Setidaknya itulah yang umum terjadi di Belahan Bumi Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement