Ahad 18 Jul 2021 13:32 WIB

Israel Sebut Vaksin Pfizer tak Ampuh Hadapi Varian Delta

Lebih dari 60 persen penduduk Israel telah divaksin menggunakan Pfizer.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer

IHRAM.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel mengatakan keefektifan vaksin Covid-19 Pfizer berkurang saat berhadapan dengan varian Delta. Saat ini varian tersebut telah tersebar ke sedikitnya 111 negara.

“Kami tidak tahu persis sejauh mana vaksin tersebut (Pfizer) membantu, tapi secara signifikan lebih sedikit,” kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Ahad (18/7).

Lebih dari 60 persen penduduk Israel telah divaksin menggunakan Pfizer. Kendati disebut tak cukup ampuh menghadapi varian Delta, pemberian Pfizer telah membantu warga di sana tak jatuh ke kondisi kritis saat terpapar Covid-19. Hanya 1,6 persen yang sakit kritis. Sementara yang mengalami kondisi demikian sebelum kampanye vaksinasi mencapai empat persen.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Delta telah menyebar di 111 negara. Varian tersebut diproyeksikan bakal menjadi strain yang mendominasi dunia. “Varian Delta adalah salah satu pendorong utama peningkatan penularan saat ini, didorong peningkatan pencampuran dan mobilitas sosial, serta penggunaan langkah-langkah kesehatan dan sosial masyarakat yang tak konsisten,” ucapnya pada Kamis (15/7).

Ghebreyesus mengisyaratkan tentang kemungkinan memburuknya pandemi karena masih ada ketimpangan atau kesenjangan dalam akses vaksin secara global. WHO mendesak negara-negara kaya berbagi vaksin dan mencabut hak kekayaan intelektual untuk obat Covid-19. Hal itu agar akses terhadapnya dapat meningkat.

WHO pun telah memperingatkan tentang kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya. “(Ada) kemungkinan kuat kemunculan dan penyebaran global varian baru (Covid-19) dan mungkin lebih berbahaya dari kekhawatiran yang mungkin, bahkan lebih menantang untuk dikendalikan,” kata Komite Darurat Covid-19 WHO dalam sebuah pernyataan pada Kamis, dikutip laman United Press International.

Kepala Komite Darurat Covid-19 WHO Profesor Didier Houssin mengungkapkan, evolusi berkelanjutan virus korona dan perbedaan pendekatan terhadap pandemi oleh negara-negara anggota WHO adalah sumber kesulitan. “Kita masih berlari untuk mengejar virus dan virus masih memburu kita,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement