Ahad 18 Jul 2021 15:21 WIB

Waketum MUI Kecam Tindakan Aparat Saat Penegakan PPKM

Aparat dinilai telah melupakan sisi-sisi kemanusiaan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah bangku dan meja diikat rapi agar tidak dapat digunakan di Area Food Court Pasar Santa, Jakarta, Ahad (18/7). Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat kios kuliner/makanan di pasar tersebut hanya diperbolehkan melayani pesanan untuk dibawa pulang hal ini sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Sejumlah bangku dan meja diikat rapi agar tidak dapat digunakan di Area Food Court Pasar Santa, Jakarta, Ahad (18/7). Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat kios kuliner/makanan di pasar tersebut hanya diperbolehkan melayani pesanan untuk dibawa pulang hal ini sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19.Prayogi/Republika.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengecam keras tindakan kasar para petugas aparat dalam meneggakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi Covid-19. Karena, menurut dia, aparat telah melupakan sisi-sisi kemanusiaan.

"Saya mengecam dengan keras tindakan aparat dalam menegakkan PPKM yang sangat kasar dan arogan terutama dalam menghadapi rakyat lapis bawah dan para pedagang kecil," ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterim Republika.co.id, Ahad (18/7).

Anwar mengatakan, rakyat kecil menyadari betul bahaya Covid-19. Namun, mereka memiliki kewajiban untuk menafkahi keluarganya, sehingga mereka terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja dan berusaha atau berdagang.

"Kalau para aparat tersebut setiap akhir atau awal bulan sudah jelas akan mendapat gaji. Kalau mereka? Mereka kalau tidak bekerja dan tidak berusaha atau berdagang  di kaki lima tersebut maka mereka tidak akan mendapatkan apa-apa," ucap Anwar.

Oleh karena itu, menurut dia, jika pemerintah melarang masyarakat kecil untuk beraktifitas semestinya pemerintah mengganti dan memberi mereka uang berupa bantuan  langsung tunai (BLT), sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.

"Sebab kalau mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya baik bagi dirinya dan anak-anak serta keluarganya maka mereka akan stres dan akan hidup kelaparan sehingga imunitas atau kekebalan tubuh mereka tentu akan menurun sehingga mereka juga akan dengan mudah terkena penyakit termasuk Covid19," katanya.

Anwar menyarankan kepada pemerintah untuk tidak hanya fokus untuk menyukseskan PPKM, tapi juga harus memikirkan kesejahteraan rakyatnya. "Dan tindakan aparat yang arogan serta tidak berperikemanusiaan itu telah menambah runyam masalah sehingga mereka yang sudah miskin tersebut malah semakin bertambah tingkat kemiskinannya," jelasnya.

Karena itu, Anwar sangat menyesalkan kebijakan PPKM yang tidak diimbangi dengan kebijakan yang bersifat melindungi kesejahteraan rakyatnya, serta perilaku para aparatnya yang tidak manusiawi, dimana mereka telah merasa hebat dan  berhasil kalau mereka bisa menyikat dan memporak porandakan barang dagangan rakyat kecil.

"Saya yakin di antara para warga yang telah diperlakukan secara semena-mena dan zalim tersebut pasti ada yang berdoa dan doa orang yang dizalimi itu seperti kita ketahui adalah diijabah oleh Allah Swt sehingga akibatnya negeri ini dimurkai oleh Allah karena para aparat pemerintahnya telah berlaku zhalim kepada rakyatnya," kata Anwar.

Agar semuanya merasa ridha dan senang dengan kebijakan ini, tambah dia, maka pemerintah harus bisa membuat kebijakan yang bisa menurunkan angka pasien Covid-19 secara signifikan. Dengan kebijkan tersebut, rakyat juga akan senang serta mendukungnya karena kebutuhan pokok mereka diperhatikan oleh pemerintah.

"Dan hal inilah yang tidak terjadi sehingga kita lihat banyak pembangkangan sosial yang dilakukan oleh rakyat terhadap kebijakan PPKM ini karena ada sisi-sisi yang bersifat humanistik dan manusiawi yang tidak  mereka dapatkan dari kehadiran kebijakan ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement