Selasa 20 Jul 2021 17:00 WIB

Khamenei: Haji Tetap Hidup dalam Jiwa Umat Muslim

Dia mengakui tahun ini umat Islam telah kehilangan berkah besar dari haji.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Khamenei: Haji Tetap Hidup dalam Jiwa Umat Muslim. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: EPA-EFE/SUPREME LEADER OFFICE
Khamenei: Haji Tetap Hidup dalam Jiwa Umat Muslim. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyed Ali Khamenei menyampaikan pesan pada momen Idul Adha 1442 H atau pada musim haji tahun ini. Dia mengakui tahun ini umat Islam telah kehilangan berkah besar dari haji.

"Ini adalah tahun kedua musim kebahagiaan dan peningkatan spiritual yang terkait dengan haji telah berubah menjadi musim perpisahan dan kekecewaan," kata dia dalam pernyataannya, dilansir di kantor berita Tasnim, Selasa (20/7).

Baca Juga

Khamenei mengumpamakan, kesengsaraan akibat pandemi dan kebijakan yang mendominasi tempat di mana Ka'bah berada, telah mengakibatkan puncak yang mulia dan terhormat itu diselimuti awan dan debu. Namun, ini adalah ujian, sebagaimana ujian lain yang telah terjadi dalam sejarah bangsa Islam, yang akan diikuti oleh masa depan cerah.

"Yang penting haji tetap hidup dalam esensi sejatinya, di hati dan jiwa umat Islam sehingga sekarang bentuk fisiknya untuk sementara tidak dapat diakses, tetapi pesan agungnya tidak berkurang," ujarnya.

Khamenei juga menyampaikan haji adalah ibadah yang penuh dengan misteri dan rahasia. Formasi yang indah dan kombinasi gerakan dan ketenangan di dalamnya membangun identitas umat Islam dan komunitas Muslim serta menampilkan keindahannya bagi orang-orang di dunia.

"Di satu sisi, itu membantu hati hamba-hamba Allah untuk naik secara spiritual dengan mengingat Tuhan, membaca permohonan dan menjadi rendah hati. Dan ini membawa mereka lebih dekat kepada Allah," ucapnya.

Di sisi lain, melalui pakaian mereka yang serupa dan gerakan yang harmonis, itu menciptakan ikatan antara saudara-saudara Muslim yang berkumpul bersama dari empat penjuru dunia. Ini menampilkan simbol paling penting dari bangsa Islam dengan segala maknanya, ritual transenden. Ini menunjukkan tekad dan kebesaran bangsa Islam untuk semua simpatisan.

"Tahun ini, ritual haji di Rumah Allah Yang Agung itu tidak mungkin, tetapi untuk mengingat-Nya, untuk merendahkan hati di hadapan-Nya, untuk memohon kepada-Nya dan untuk meminta pengampunan-Nya, adalah mungkin. Hadir di Arafah tidak dalam jangkauan kita, tetapi ada doa-doa yang mencerahkan. Melempari setan dengan batu di Mina memang tidak mungkin, tetapi menolak setan pencari kekuasaan adalah mungkin di manapun," ujarnya.

Allah SWT berfirman, "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS Ali Imran Ayat 103)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement