Senin 26 Jul 2021 09:28 WIB

Wapres: Literasi Soal Ekonomi Syariah Harus Terus Dilakukan

Tingkat Literasi Keuangan Syariah Nasional baru mencapai 8,93 persen

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah terus dilakukan. Ini karena, tingkat Literasi Keuangan Syariah Nasional baru mencapai 8,93 persen, sedangkan Indeks Inklusi Keuangan Syariah Nasional adalah 9,1 persen.

Wapres mengungkap, survei Bank Indonesia (BI) 2020 juga menunjukkan bahwa indeks literasi ekonomi dan keuangan sosial syariah nasional sebesar 16,2 persen.

"Kondisi ini mencerminkan bahwa masih diperlukan kerja keras agar pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah lebih meningkat," ujar Wapres di acara Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) ke-20 tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI), Senin (26/7).

Wapres menekankan keberhasilan pengembangan ekonomi syariah, salah satunya dengan dipengaruhi tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Wapres mengatakan, semakin tinggi literasi ekonomi dan keuangan syariah pada masyarakat maka akan semakin tinggi pula penggunaan barang dan jasa yang halal dan sesuai syariah oleh masyarakat.

Hal ini pada gilirannya hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah secara berkelanjutan.

"Upaya peningkatan literasi masyarakat ini terus diupayakan baik melalui jalur edukasi formal secara akademik, vokasi dan profesi, maupun melalui edukasi nonformal dalam bentuk sosialiasi," ujar Wapres.

Ia melanjutkan, hal lain yang tak kalah penting dalam upaya peningkatan literasi adalah sinergi dan kolaborasi seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, profesional, dunia usaha, BUMN/D, maupun media massa. Wapres berharap komitmen seluruh pihak untuk bersinergi tersebut tidak terhambat adanya situasi pandemi.

"Justru situasi ini hendaknya mendorong percepatan pemanfaatan teknologi digital agar jangkauan edukasi dan sosialisasi menjadi lebih luas," ujar Wapres.

Apalagi kata Wapres, kinerja ekonomi syariah di tanah air secara umum tetap tumbuh dengan baik meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19,

Berdasarkan Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2020 yang diterbitkan Bank Indonesia, kontraksi ekonomi syariah Indonesia pada 2020 mencapai -1,72 persen (year on year). Ia mengatakan, kontraksi ini tidak sedalam yang dialami ekonomi nasional yang mencapai -2,07 persen.

Selain itu, Laporan Islamic Finance Country Index (IFCI) 2020 juga menyebutkan Indonesia menempati posisi ke-2 dengan skor 82,01 setelah Malaysia dari 42 negara yang di survei terkait keuangan syariah.

"Hal ini merupakan peluang yang harus dioptimalkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement