Rabu 28 Jul 2021 09:14 WIB

Presiden Tunisia Hentikan Layanan Lembaga Publik Negara

Presiden Tunisia juga memberlakukan jam malam selama sebulan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Aparat keamanan Tunisia berjaga usai Presiden Kais Saied membekukan parlemen dan membubarkan pemerintahan, Ahad (25/7)
Foto: EPA
Aparat keamanan Tunisia berjaga usai Presiden Kais Saied membekukan parlemen dan membubarkan pemerintahan, Ahad (25/7)

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Presiden Tunisia Kais Saied menghentikan sementara semua kegiatan di lembaga-lembaga publik negara selama dua hari mulai Selasa (27/7). Pemberlakukan jam malam pun diterapkan selama satu bulan.

Kepresidenan Tunisia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Saied melarang orang dan kendaraan dari jalan-jalan dari pukul 19.00 hingga 06.00 waktu setempat. Penerapan itu efektif berlaku hingga 27 Agustus.

Baca Juga

Menurut keputusan presiden, hanya polisi dan tentara yang akan terus beroperasi seperti biasa selama 48 jam ke depan. Pada akhir pekan, Saied telah menangguhkan kekebalan semua anggota parlemen dan memberhentikan pemerintahan Perdana Menteri Hichem Mechichi.

Saied mengklaim bahwa telah mengambil tindakan tepat setelah berkonsultasi dengan Mechichi dan Ketua Parlemen Rached Ghannouchi. Namun, parlemen Tunisia dan Ghannouchi mengeluarkan pernyataan yang mengecam keputusan Saied.

Langkah presiden itu dilakukan menyusul protes yang meletus di beberapa provinsi Tunisia. Dalam protes itu menuntut pemerintah digulingkan, menuduh presiden gagal mengatasi krisis politik, ekonomi, dan kesehatan yang sedang berlangsung yang mempengaruhi negara itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement