Rabu 28 Jul 2021 16:09 WIB

Pasokan Empon-Empon di Boyolali Turun Dampak PPKM

Pengiriman barang sering terhambat karena ada penyekatan arus.

Pasokan Empon-Empon di Boyolali Turun Dampak PPKM
Foto: Republika/Abdan Syakura
Pasokan Empon-Empon di Boyolali Turun Dampak PPKM

IHRAM.CO.ID, BOYOLALI -- Pengusaha empon-empon atau tanaman apotek hidup di Desa Rembun, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, mengalami penurunan pasokan yang cukup signifikan pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Masa PPKM berdampak pada perekonomian masyarakat dari berbagai bidang usaha, termasuk usaha empon-empon," kata Suwarno (55 tahun), salah satu pengusaha empon-empon di desa tersebut, Rabu (28/7).

Baca Juga

Suwarno mengatakan produk empon-empon merupakan hasil bumi yang dipercaya oleh masyarakat dapat menjadi obat atau menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Seperti, jahe impor dan lokal, kayu secang, kayu manis, cabe jamu, temulawak, jintan hitam dan lainnnya.

Menurut dia, usaha empon-empon miliknya sebenarnya meningkat saat pandemi, tetapi terhambat dalam pengadaan bahan baku dan pengiriman dampak peraturan PPKM. "Pengiriman barang sering terhambat karena ada penyekatan arus. Daerah sentra yang mengeluarkan empon-empon juga sama sekali tidak boleh keluar dari rumah. Hal ini menjadi kendala saya memproses pengiriman barang, sangat sulit," katanya.

Menurut dia, kemampuan pengiriman empon-empon kering produksinya sebelum PPKM dapat mencapai 5-6 ton per satu hingga dua minggu. Namun, pada masa PPKM sekali pengiriman turun cukup signifikan, rata-rata hanya 500 Kg hingga 1 ton per satu hingga dua minggu.

Dia mengaku empon-empon produksinya mampu dikirim sejumlah daerah di Indonesia seperti Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Sedangkan untuk Pulau Jawa biasa dikirim ke DKI Jakarta.

Harga per kilogram empon-empon produksinya bervariasi. Jahe kering impor dijual Rp 70 ribu per Kg, jahe kering lokal Rp 90 ribu per Kg, kayu secang Rp 15 ribu per Kg, kayu manis Rp 70 ribu per Kg, cabe jamu Rp 80 ribu per Kg, temulawak Rp 15 ribu per Kg, dan jintan hitam impor Rp 65 ribu per Kg.

Dia mengatakan produksi empon-empon yang paling banyak diminati adalah temulawak, kayu secang, jahe merah, dan kunyit. Sebelum adanya PPKM, dalam sekali pengiriman ia bisa mengirimkan lima hingga enam ton empon-empon berbagai jenis.

Namun, dengan adanya PPKM hanya bisa mengirim sebanyak lima kuintal hingga satu ton melalui pemesanan daring. "Kami pada masa PPKM Kendalanya hasil pengadaan barang berkurang sehingga mempengaruhi produksinya," katanya.

photo
Betulkah empon-empon ampuh untuk melindungi tubuh dari infeksi virus corona? - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement