Rabu 28 Jul 2021 19:50 WIB

Gerakan Zakat Sepakati Kembangkan Kampus Merdeka Belajar

Gerakan Zakat sepakati mengembangkan program kampus merdeka belajar.

Program Kampus Merdeka Belajar
Foto: Istimewa
Program Kampus Merdeka Belajar

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Naufal masih bimbang, saat itu, sekitar 6 bulan yang lalu, apakah ia harus mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Memasuki semester 5, ia membayangkan bisa belajar lebih banyak, duduk manis di rumah sambil kuliah daring, sembari aktifitas sosial lainnya.

Kegelisahan lain juga muncul ketika saat itu, penggagas kelanjutan program pemerintah, MBKM di kampusnya bukanlah dari perusahaan ternama, atau dari instansi mentereng milik pemerintah. Penggagas tersebut hanyalah sebuah organisasi pengelola zakat (OPZ) yang sedang bekerja sama dengan kampusnya, Universitas Airlangga.

Baca Juga

Setelah berdiskusi dengan orang tuanya, ia pun memberanikan diri, mencoba peruntungan dengan belajar, mendaftarkan diri magang di Laznas LMI.

“Ternyata menjadi bagian dari peserta magang tidak mudah, saya harus bersaing dengan 60 mahasiswa lain di angkatan saya. Alhamdulillah, saya terpilih bersama 19 mahasiswa satu jurusan Ekonomi Islam,” kenangnya.

Magang pun dilaksanakan. 19 mahasiswa yang berlatarbelakang berbagai daerah itu dibina oleh mentor-mentor terbaik dari Laznas LMI.  Total lebih dari 47 amil yang terlibat membina 19 mahasiswa selama 1 semester magang.

Kurikulum pembelajaran berbasis kompetensi, design portofolio kerja, dan evaluasinya, semua disiapkan oleh Laznas LMI dan Prodi Ekonomi Islam FEB Unair. Usaha tidak mengkhianati sebuah hasil.

“Setelah saya magang, sangat jauh dari apa yang saya pikirkan. Luar biasa sekali. Ternyata OPZ memiliki banyak program yang keren, langsung berdampak bagi pengentasan kemiskinan, saya bisa melatih diri, terlibat langsung dan bertemu mustahik, saya sangat bersyukur,” ujar pemilik nama lengkap Naufal Fairus Nadhif itu. 

“Di lembaga zakat, saya bukan sekadar magang, pulang, selesai. Tidak. Kami di sini benar-benar dibimbing, dianggap menjadi bagian keluarga, dan diajari tentang dunia pemberdayaan masyarakat. Selama ini saya hanya mendapatkan teori tentang Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Ziswaf, Manajemen Strategis, di kelas, setelah magang di OPZ saya benar-benar belajar secara langsung,” tambah pria kelahiran Surabaya tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement