Rabu 28 Jul 2021 20:05 WIB

Bangladesh Siapkan Vaksinasi untuk Pengungsi Rohingya 

Bangladesh berjanji tak diskriminasi pengungsi Rohingya untuk vaksinasi

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nashih Nashrullah
Bangladesh berjanji tak diskriminasi pengungsi Rohingya untuk vaksinasi . Ilustrasi  kamp Rohingya di Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.
Foto: AP
Bangladesh berjanji tak diskriminasi pengungsi Rohingya untuk vaksinasi . Ilustrasi kamp Rohingya di Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.

IHRAM.CO.ID, DHAKA – Bangladesh akan meluncurkan kampanye vaksinasi Covid-19 untuk Rohingya di kamp-kamp pengungsi di Distrik Cox's Bazar. Kampanye ini dilakukan di tengah seruan untuk memvaksinasi para pengungsi Rohingya 

Menteri Luar Negeri, Masud Bin Momen, mengatakan pengungsi Rohingya yang berusia 55 tahun ke atas akan mendapatkan vaksinasi untuk tahap pertama. 

Baca Juga

Kemudian batas usia secara bertahap akan diturunkan, seiring dengan kedatangan lebih banyak vaksin dari berbagai sumber. 

"Para pengungsi akan divaksinasi dalam pengaturan yang sama dan dengan jenis vaksin yang sama untuk warga Bangladesh di Cox’s Bazar, dan tidak akan ada diskriminasi antara penduduk lokal dan Rohingya,” kata Momen, dilansir Anadolu Agency, Rabu (28/7). 

Menurut Momen, keputusan vaksinasi itu dibuat dalam pertemuan dengan Kementerian Kesehatan, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para pengungsi. 

Momen mengatakan pemerintah akan menanggung vaksinasi para pengungsi. "Tidak ada diskriminasi dalam kampanye vaksinasi ini," kata Momen. 

Ada beberapa kendala, kata Momen, dalam menyimpan vaksin yang mereka dapatkan melalui skema Covax. Vaksin Sinopharm dari China lebih mudah disimpan di bawah manajemen rantai dingin. 

Bangladesh mengalami kekhawatiran di tengah lonjakan kasus virus Covid-19, terutama dengan menyebarnya varian Delta. Hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 yang diidentifikasi di pengungsian Rohingya meningkat menjadi 2.355 dengan 27 kematian. 

Bangladesh saat ini menjadi rumah bagi hampir 1,2 juta Muslim Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer  di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement