Kamis 29 Jul 2021 21:45 WIB

Pasien Covid-19 Gejala Sedang-Berat Diminta Jangan Isoman

Pada Juli, tercatat jumlah kematian terbanyak selama pandemi Covid-19.

Masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala sedang dan berat diminta tidak melakukan isolasi mandiri (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala sedang dan berat diminta tidak melakukan isolasi mandiri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, meminta masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala sedang dan berat tidak melakukan isolasi mandiri (isoman). Masyarakat dengan kondisi tersebut dipersilakan memanfaatkan tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah darah.

"Untuk masyarakat bila mengalami gejala sedang, berat, di atas usia 45 tahun, punya komorbid, dan tidak punya tempat memadai untuk isoman, kami mohon untuk tidak isoman," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (29/7).

Wiku mengatakan, perawatan di tempat isolasi dipantau langsung tenaga kesehatan dan tanda vital, pola, gejala dan obat-obatan, sehingga bila terjadi perburukan bisa langsung ditangani.

Sementara mereka yang dapat melakukan isoman adalah pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan, berusia kurang dari 45 tahun, tidak memiliki komorbid dan punya tempat isoman memadai sehingga bisa mengurangi kontak dengan anggota keluarga serumah. "Pastikan selama isoman untuk makan makanan bergizi, minum obat dan cek temperatur dan saturasi oksigen," kata Wiku.

 

Dia mengakui, angka kematian akibat Covid-19 pada dua pekan ke belakang bertambah lebih dari 1.000 kematian tiap hari, bahkan pada 27 Juli 2021 mencapai 2.069 kematian. "Ini bulan dengan kematian paling banyak selama pandemi di Indonesia, hingga kemarin tercatat 30.168 kematian di bulan ini. Angka ini sangat tinggi mengingat kematian pada Juni lalu adalah 7.913 kematian," jelas Wiku.

Jika dilihat dari provinsi dengan jumlah kenaikan kematian mingguan per 25 Juli 2021 terjadi di lima dari 10 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali. Dia menyebut meski Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta tetap tinggi, tapi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan turut jadi penyumbang tertinggi kasus mingguan. "Ini harus jadi alarm karena sebagian besar tidak menjalankan PPKM level 4," ujar Wiku.

Dia mengakui, kenaikan kematian tersebut perlu dievaluasi agar dapat menekan angka kematian. Berdasarkan data satgas Covid-19, satu pekan terakhir yaitu dari 19-25 Juli 2021, ada tiga provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah kasus mingguan tertinggi yakni Kalimantan Timur, Sumatra Utara, dan Riau. Sementara, tiga provinsi di luar Jawa Bali dengan kasus kumulatif tertinggi yakni Kalimantan Timur, Riau, dan Sumatra Barat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement