Sabtu 31 Jul 2021 05:03 WIB

Baru 9,75 % Penduduk Indonesia Terima Vaksin Penuh Covid-19

Baru 9,75 persen penduduk Indonesia terima vaksin penuh Covid-19

Petugas kesehatan melakukan vaksinasi COVID-19 kepada warga di Sentra Vaksinasi di Gedung Kencana, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021). Sentra Vaksinasi yang digelar oleh HIPPINDO dan Kementerian Koperasi dan UKM, TNI, Pemprov Jawa Timur, FORKAS serta didukung oleh UNIQLO tersebut menyasar kepada pelaku ritel, UMKM, UKM, karyawan pabrik dan lain sebagainya guna mewujudkan kekebalan komunal sekaligus dukungan terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.
Petugas kesehatan melakukan vaksinasi COVID-19 kepada warga di Sentra Vaksinasi di Gedung Kencana, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021). Sentra Vaksinasi yang digelar oleh HIPPINDO dan Kementerian Koperasi dan UKM, TNI, Pemprov Jawa Timur, FORKAS serta didukung oleh UNIQLO tersebut menyasar kepada pelaku ritel, UMKM, UKM, karyawan pabrik dan lain sebagainya guna mewujudkan kekebalan komunal sekaligus dukungan terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA 

Indonesia mencatat baru sekitar 9,75 persen penduduknya yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 dari total target sebanyak 208,2 juta orang hingga Jumat.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka vaksinasi bertambah sebanyak 993 ribu penyuntikan dalam 24 jam terakhir, sehingga total suntikan yang telah diberikan menjadi 67,3 juta dosis.

Jumlah tersebut terdiri dari 47 juta dosis pertama dan 20,3 juta dosis kedua yang telah disuntikkan sejak program vaksinasi bergulir pada Januari 2021.

Pemerintah menargetkan penyuntikan 1 juta dosis vaksin per hari untuk mempercepat pencapaian kekebalan komunitas (herd immunity), namun data menunjukkan bahwa target tersebut belum mampu dicapai secara konsisten.

Selama Juli 2021, Indonesia hanya mampu delapan kali mencapai target tersebut.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan salah satu kendala yang terjadi adalah jumlah stok vaksin yang tersedia pada bulan ini tidak sebanding dengan jumlah yang dibutuhkan.

Indonesia, kata dia, hanya memiliki stok vaksin sekitar 30 juta dosis pada Juli 2021.“Oleh karena itu pada Juli ini terasa ‘supply’ dan ‘demand’-nya tidak seimbang, ‘demand’-nya lebih besar,” kata Airlangga melalui diskusi virtual dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat.

Airlangga menuturkan suplai vaksin akan bertambah sekitar 43 juta dosis pada Agustus mendatang yang rencananya juga akan didistribusikan ke provinsi-provinsi di luar Pulau Jawa.

“Di luar Jawa beberapa wilayah rata-rata (vaksinasinya) baru 20 persen bahkan di bawah, kecuali Kepulauan Riau yang sudah sekitar 60 persen,” ujar dia.

Sejumlah daerah melaporkan bahwa stok vaksin habis sehingga harus menghentikan sementara penyuntikan vaksin dosis pertama.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri Alfan Sugiyanto mengatakan stok vaksin yang ada di Kediri, Jawa Timur habis pada Rabu lalu.

Dia berharap kekosongan stok vaksin tidak berlangsung lama demi mempercepat program vaksinasi, mengingat baru 40 persen warga Kota Kediri yang telah divaksin.

Sementara itu, sejumlah daerah seperti Makassar, Sulawesi Selatan; Sleman, Yogyakarta; dan Payakumbuh, Sumatra Barat juga kehabisan stok vaksin sehingga harus menghentikan sementara program vaksinasi massal pada Jumat.

Juru bicara PT Bio Farma Bambang Heryanto mengatakan pemerintah akan terus mempercepat produksi dan distribusi vaksin Covid-19 ke seluruh daerah.

“Stok di pusat (Bio Farma) aman, itu yang dikawal cepat proses produksi dan distribusinya,” kata Bambang.

Ketimpangan vaksin antarprovinsi

Data Kementerian Kesehatan juga menunjukkan ada ketimpangan yang cukup signifikan dalam progres vaksinasi per daerah.Jakarta dan Bali menjadi daerah dengan cakupan vaksinasi tertinggi, dengan sekitar 90 persen penduduknya telah menerima dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua, Jakarta telah mencapai 31,45 persen dan Bali sebanyak 24,2 persen.

Sementara itu, cakupan vaksinasi di 24 dari 34 provinsi di Indonesia masih kurang dari 20 persen.Tiga provinsi dengan cakupan dosis pertama yang paling rendah yakni Lampung (9,28 persen), Maluku Utara (12,7 persen), dan Sumatra Barat (13,99 persen).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti ketimpangan ini melalui laporan perkembangan situasi yang dirilis pada Kamis.

Menurut catatan WHO, sekitar 20 persen tenaga kesehatan di Papua bahkan belum menerima dosis pertama vaksin hingga 26 Juli 2021.

Sejumlah provinsi lainnya seperti Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara juga masih belum memvaksinasi seluruh tenaga kesehatan yang merupakan prioritas utama dalam program vaksinasi.

Sedangkan di daerah-daerah lain seperti Jakarta dan Bali, penyuntikan vaksin telah menyasar masyarakat umum yang bukan prioritas utama.

“Situasi ini belum berubah dibandingkan dengan pekan sebelumnya,” kata WHO melalui laporan tersebut.

Kementerian Kesehatan tidak merespons pertanyaan Anadolu Agency terkait tenaga kesehatan yang belum divaksin tersebut.

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement