Senin 02 Aug 2021 17:32 WIB

Waktu Terbaik Manusia

Saat terbaik manusia ketika menyandarkan harapan, kebutuhan dan keinginan pada Allah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdoa (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Manusia sering kali menggantungkan harapan dan kebutuhan kepada sesama manusia. Ketika harapannya dan kebutuhannya tidak terpenuhi, ia menjadi kecewa dan bersedih atau tidak bisa bersikap sabar dan ikhlas.

Hal itu terjadi karena manusia kerap lupa bahwa hanya kepada Allah SWT manusia sebaiknya menyandarkan harapan, kebutuhan, keinginan, doa dan memohon pertolongan. Sebab hanya Allah Yang Maha Kuasa yang bisa mengabulkan harapan, kebutuhan, keinginan dan doa manusia. Hanya Allah yang bisa memberikan pertolongan kepada manusia lewat perantara-perantara atau secara langsung.

Menurut Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam, kondisi, waktu atau saat-saat terbaik manusia ketika manusia itu hanya menyandarkan harapan, kebutuhan dan keinginannya hanya kepada Allah SWT sehingga manusia tersebut sadar dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.

"Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat kamu menyadari, merasa dan mengakui membutuhkan Allah SWT, sehingga kamu kembali menyadari dan mengakui kerendahan diri kamu di hadapan Allah." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah. Ia menerangkan, sebaik-baiknya waktu atau kondisi dalam hidup manusia adalah saat ingat kepada Allah dan putus hubungan dengan segala sesuatu selain Allah. Yaitu pada saat merasakan benar-benar hanya membutuhkan Allah. Sedangkan segala sesuatu yang lain dipandang tidak dapat menolong memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Maka pada saat itulah pengertian tauhidnya murni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement