Selasa 03 Aug 2021 20:46 WIB

Mengenal Istighotsah KH Romli Tamim (I)

KH Romli Tamim menyusun wirid istighotsah di kalangan warga Nahdliyin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Jakarta Islamic Centre (JIC) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara menyelenggarakan kegiatan Istighotsah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna JIC, Jakarta Utara, Sabtu (7/3).
Foto: dok. Istimewa
Jakarta Islamic Centre (JIC) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara menyelenggarakan kegiatan Istighotsah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna JIC, Jakarta Utara, Sabtu (7/3).

IHRAM.CO.ID,  KH Muhammad Romli Tamim lahir pada 1888 di Bangkalan Madura. Sejak masih kecil, beliau diboyong oleh ayahnya, KH Tamim Irsyad, untuk hijrah ke Peterongan, Jombang. Pada masa kecilnya, selain belajar ilmu dasar agama dan Alquran kepada ayahnya sendiri, dia juga belajar kepada kakak iparnya, yaitu KH Kholil, pembawa Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Rejoso.

Setelah belajar agama dari keluarganya sendiri, Romli muda kemudian berangkat menuju Madura untuk belajar kepada guru ayahnya, yakni KH Kholil Bangkalan. Romli belajar banyak tentang agama kepada Kiai Kholil. Ilmu alat seperti nahwu dan sharaf serta ilmu tasawuf menjadi santapan sehari-harinya di pesantren.

Baca Juga

Kemudian setelah dirasa cukup belajar ke Kiai Kholil Bangkalan, beliau mendapat tugas untuk membantu KH Hasyim Asy'ari mengajarkan ilmu agama di Pesantren Tebuireng. Usianya saat itu sudah 25 tahun, sudah cukup matang dan dewasa.

Kealiman, kecerdasan, dan ketawadhuan Kiai Romli membuat Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari menaruh hati pada beliau. Bahkan, karena dianggap mum puni dalam mengajar, Kiai Romli di angkat menjadi Lurah Pondok Pesantren Tebuireng.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement