Rabu 04 Aug 2021 13:30 WIB

Sikap Kita Jika Ada Keluarga yang Meninggal Dunia

Jangan Sesalkan Kelurga Dijemput Maut, Jika untuk Bertemu Disurga

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Sikap Kita Jika Ada Keluarga yang Meninggal Dunia. Foto: Meninggal dunia (ilustrasi)
Foto: Ilustrasi/Mardiah
Sikap Kita Jika Ada Keluarga yang Meninggal Dunia. Foto: Meninggal dunia (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Semua akan berpisah pada ketika ajal telah sampai pada waktunya. Namun bagi orang Muslim perpisahan dengan anak atau orang tua akan berjumpa lagi di surga Allah SWT.

"Tak mengapa berpisah di dunia jika untuk bertemu kembali di surga," kata pebimbing ibadah haji dan umroh Ustadz Rafiq Jauhary saat menyapaikan tausiyahnya beberapa hari lalu.

Baca Juga

Ustadz Rafiq mengaku, terutama setelah beberapa hari ini rutin menyampaikan tausiyahnya tentang bagaimana bersabar dalam menghadapi musibah, kini ada banyak jamaah yang kemudian curhat mengungkapkan bagaimana musibah menimpanya di suasana pandemi.

Ustadz Rafiq menyampaikan, bahwa ada berbagai macam bentuk musibah berupa kematian yang terjadi, tentu kita tidak bisa menebak kapan waktunya, bagaimana caranya, di mana tempatnya atau siapa korbannya. Hal yang harus kita siapkan adalah keimanan dalam hati.

 

"Karena melalui keimanan inilah orang yang saling mengasihi (insyaallah) akan kembali disatukan di surga kelak," terangnya.

Dalam Alquran surah at-Thur ayat 21 Allah berfirman: 

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Para ulama menjelaskan, jika seorang anak ditempatkan di surga yang tinggi sementara orang tuanya berada di surga yang lebih rendah, maka si anak dapat menarik orang tuanya ke derajat surga yang tinggi tanpa mengurangi amal shalih si anak tersebut. Begitupun Sebaliknya. 

Hal yang terpenting adalah, pastikan bahwa kedua pihak sama-sama memiliki keimanan. Bahkan seorang anak bayi yang masih dalam keadaan fitrah (muslim) dia pun dapat mengantarkan ibunya ke surga.

Dalam sebuah hadits dijelaskan dari Mu'adz bin Jabal dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: 

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ

"Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh anak yang meninggal dalam kandungan ibunya akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga, jika ia bersabar." (HR. Ibnu Majah: 1598)

"Sudah, akhiri tangisan atas kepergian keluarga. Selagi kita meninggal dengan membawa keimanan, insyaallah akan kembali dikumpulkan di surga. Amiin," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement