Rabu 04 Aug 2021 13:43 WIB

Cacatnya Ibadah

Ibadah yang cacat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Cacatnya Ibadah. Foto:  Ilustrasi ibadah di rumah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Cacatnya Ibadah. Foto: Ilustrasi ibadah di rumah.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA – Umat Islam yang beribadah kepada Allah karena sesuatu, bukan ikhlas karena-Nya adalah mereka yang belum menghayati perintah Allah yang tertuang dalam sifat-sifat-Nya. Jika umat Islam tidak ikhlas beribadah kepada Allah, maka amal ibadahnya menjadi cacat.

Hal tersebut dijelaskan Ibnu Atha’illah as-Sakandari dalam karyanya yang berjudul Al-Hikam. Ibnu Atha’illah berkata,

Baca Juga

من عبده لشيء يرجوه منه أو ليدفع بطا عته ورود العقوبة عنه فما قام بحق أوصا فه

“Siapa yang beribadah karena mengharap sesuatu dari Allah atau untuk menghindari hukuman-Nya berarti belum menunaikan hak-hak sifat-Nya.”

Dalam syarahnya di kitab al-Hikam terbitan TuRos, Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa ibadahnya menjadi cacat seperti itu dikarenaka  ia mengharap pahala dari Allah atau menghindari hukuman yang akan dijatuhkan-Nya di hari Akhir. Di sini, ia hanya ingin mendapat keuntungan pribadinya, berupa pahala atau terbebas dari siksa.

Lain halnya jika ia beribadah kepada Allah untuk mengagungkan dan memuliakan-Nya, serta menunaikan sifat-sifat terpuji-Nya yang tak seorang pun menandinginya. Saat itu, berarti ia telah melaksanakan hak sifat-sifat-Nya.

Menurut Syekh Abdullah, Allah Swt telah mewahyukan kepada Nabi Daud As, “Orang yang paling Kucintai ialah yang menyembah-Ku tanpa keinginan apa-apa, tetapi hanya ingin menunaikan hak-hak rububiyah-Ku.”

Dalam hadits juga disebutkan, “Janganlah seseorang dari kalian menjadi seperti hamba yang buruk; jika takut barulah ia bekerja. Jangan pula menjadi seperti seorang pekerja yang buruk; jika tidak diberi upah, tidak mau bekerja.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement