Rabu 04 Aug 2021 22:34 WIB

Tripoli, Kota Penuh Jejak Sejarah

Sejarah Tripoli menciptakan perpaduan budaya dan tradisi yang unik.

Masjid Murad Agha di kota Tajura dekat Ibukota Libya, Tripoli.
Foto: http://en.trend.az
Masjid Murad Agha di kota Tajura dekat Ibukota Libya, Tripoli.

IHRAM.CO.ID, Sejarah Tripoli menciptakan perpaduan budaya dan tradisi yang unik. Suasana jalan-jalan di Tripoli mirip dengan Kota Fez, Tunis, atau Aleppo yang berlabirin dan teratur. Tripoli juga memiliki banyak tempat bersejarah seperti Arba'a al-Saf yang merupakan saksi bertemunya antara budaya Romawi dan Islam.

photo
Salah satu sudut kota tua di Fez, Maroko. - (123rf.com)

Tempat-tempat bersejarah itu di antaranya Masjid al-Naqah, masjid tertua di Tripoli yang direkonstruksi pada 1610 M, Masjid Gurgi yang berbatasan langsung dengan kubah Markus Aurelius yang dihiasi keramik Tunisia dan batu hias Maroko.

Baca Juga

photo
Bagian dalam Masjid Al-Naqah - (https://www.qantara-med.org/)

 

Masjid al-Naqah dibangun sejak penakluk an Libya oleh Amr bin al-Ash dan diperbarui oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah, al-Mu'iz. Mas jid ini memiliki 42 kubah kecil. Beberapa bagian interior masjid ini menyerupai bangun an Ro mawi.

Sedangkan, Masjid Gurgi terletak di jantung Kota Tripoli dan merupakan destinasi wisata. Masjid ini didirikan oleh Mustafa Gurgi dan dibangun pada 1834 M. Gurgi berasal dari Bahasa Mesir yang berarti "dari Georgia". Di se belah kanan pintu masuk masjid ini terdapat makam Gurgi dan keluarganya.

Tak jauh dari Masjid Gurgi, terdapat tempat tinggal Ahmed Pasha Karamanli, perwira kavaleri pasukan Turki Utsmani yang dibangun pada 1744 M. Pada 1711 M, Karamanli membunuh gubernur Turki Utsmani dan mendirikan dinasti sendiri yang memerintah sampai 1835 M di Tripoli.

Dekat persimpangan Arba'a al Saf terdapat kediaman keturunan Karamanli, Yusuf. Pada Mei 1801 M, Yusuf menetapkan dirinya sebagai pe nguasa asing pertama yang menyatakan perang terhadap Amerika Serikat yang baru merdeka.

photo
peta Tripoli - (remembertheintrepid.blogspot.com)

Yusuf Karamanli mematahkan tiang bendera Amerika Serikat di depan kantor konsulat Amerika di Tripoli setelah Presiden Thomas Jefferson menolak permintaannya un tuk memberikan 225 ribu dolar AS guna menjamin keselamatan pelayaran Amerika di Medi terania. Sebagai balasan, Jefferson memerintahkan blokade laut pelabuhan Tripoli dan memaksa Yusuf menandatangani perjanjian damai pada 1805 M.

Salah satu bukti tentang pertemuan Romawi dan Islam di Tripoli, yakni adanya arsitektur kolonial Italia berbentuk katedral yang dibangun pada 1928 M yang kemudian diubah men jadi masjid oleh Muamar Qaddafi pada 1969.

Namun, Tripoli hari ini tidak lagi peduli pada warisan budaya mereka. Studi pada 1980 menunjukkan, 14 persen bangunan bersejarah di kota ini hanya tinggal reruntuhan. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement