Kamis 05 Aug 2021 14:34 WIB

Siapa Sahabat Rasulullah yang Bertugas Mencatat Wahyu?

Para sahabat yang bertugas mencatat wahyu antara lain Abu Bakar dan Umar bin Khattab

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Sejak Nabi Muhammad menjadi utusan Allah, ia menerima banyak wahyu selama hidupnya. Wahyu tersebut diturunkan berangsur-angsur dan menjadi pedoman bagi umat Islam. Karena banyaknya wahyu, para sahabat Rasulullah berperan dalam mencatat wahyu.

Ibnu Katsir menjelaskan dalam bukunya Sirah Nabi Muhammad, di antara para sahabat yang bertugas mencatat wahyu adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abi Sufyan, Muhammad bin Maslamah, al-Arqam bin Abil Arqam, Abban bin Sa’id bin al-Ash, dan saudaranya Khalid.

Ada pula Tsabit bin Qais, Hanzhalah bin ar-Rabi’ al-Usaid yang merupakan juru tulis, Khalid bin al-Walid, Abdullah bin al-Arqam, Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi, al-Ala bin Utbah, al-Mughirah bin Syu’bah, dan Syurahbil bin Hasanah.

Nama-nama mereka juga disebutkan oleh al-Hafizh Abul Qasim dalam kitabnya Taariikh Madiinah Dimasq (IV/220-238) secara detail. Bahkan dia menerangkan biografi mereka kecuali Syarahbil bin Hasanah. Abul Qasim juga menyebut mereka yang dimaksud dengan as-Sijill, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasai dari Ibnu Abbas bahwa Sijill yang menulis wahyu yang diberikan kepada Nabi.

Ini berkenaan dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiyaa ayat 104:

يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ

“(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.”

Ada juga yang berpendapat as-Sijill yang dimaksudkan adalah nama seorang juru tulis Rasulullah. Namun, hadits tersebut ditolak keshahihannya oleh al-Imam Abu Ja’far bin Jarir dalam Tafsirnya. Dia menjelaskan tidak pernah dikenal ada seorang juru tulis Nabi yang bernama Sijill bahkan juga tidak dikenal di kalangan para sahabat.

Ibnu Katsir menegaskan banyak kalangan huffazh atau ahli hadits yang juga menolak pendapat tersebut. Dia telah merangkum masalah ini dalam sebuah pembahasan khusus. n Meiliza Laveda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement