Jumat 06 Aug 2021 01:58 WIB

Polda Jatim Gelar Perkara Dugaan Kekerasan Seksual di SPI

LPSK juga menyampaikan ke Polda Jatim ada 14 orang yang berada dalam perlindungan.

Arist Merdeka Sirait
Arist Merdeka Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur melakukan gelar perkara atas kasus dugaan kekerasan seksual. Dugaan kekerasan seksual ini dilakukan pemilik dan pengelola sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu berinisial JE.

"Hampir 67 hari, tiba saatnya kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan JE sebagai pemilik dan pengelola sekolah SPI, dilakukan gelar perkara, karena hari ini lengkap," ujar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis (5/8).

Kedatangannya bersama seorang pelapor berinisial S guna menyampaikan bahan untuk gelar kasus yang dilakukan secara internal oleh penyidik dari Ditreskrimum Polda Jatim. Dia menjelaskan, pihak kepolisian memberikan kesempatan pada pelapor, Komnas PA dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk memberikan masukan-masukan supaya dijadikan pertimbangan utama.

"Selain itu juga untuk meningkatkan terduga status hukum, dari saksi jadi tersangka. Mudah-mudahan hasil hari ini bisa meningkatkan status terduga pelaku, dari saksi menjadi tersangka," ucapnya.

Arist berharap, apabila JE statusnya sudah ditingkatkan dari saksi menjadi tersangka, berkas segera lengkap sehingga bisa diserahkan kepada kejaksaan. "Setelah sesi pertama kami memberikan penjelasan dan meminta supaya meningkatkan, harapan kami status terduga saksi menjadi tersangka, dan ditahan," kata dia.

LPSK juga menyampaikan kepada Polda Jatim bahwa ada 14 orang yang berada dalam perlindungan, dan selanjutnya polisi melakukan gelar kasus internal dari masukan-masukan yang telah diberikan oleh pihaknya selama dua sesi.

"Karena kami yakin betul bahwa ini bukti-bukti yang kami serahkan sudah cukup menjadi pertimbangan Polda Jatim agar status terduga pelaku, dari saksi menjadi tersangka," tutur dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement