Selasa 10 Aug 2021 14:13 WIB

Direktur CIA Dilaporkan akan Kunjungi Israel dan Palestina

Direktur CIA bakal bertolak ke Tel Aviv terlebih dulu, kemudian ke Ramallah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Bill Burns
Foto: EPA/Jose Mendez
Bill Burns

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Bill Burns dilaporkan akan melakukan kunjungan ke Israel dan Palestina pekan ini. Dia bakal bertolak ke Tel Aviv terlebih dulu, kemudian ke Ramallah.

Kabar itu dilaporkan Axios pada Senin (9/8). Menurut laporan media tersebut, saat berada di Israel, Burns akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Naftali Bennett dan pejabat senior lainnya. Kepala Mossad bakal turut hadir dan berpartisipasi.

“Para pejabat Israel mengatakan pembicaraan akan fokus pada program nuklir Iran serta aktivitas regional, dan bahwa Israel berharap untuk mendengar lebih banyak tentang kebijakan AS terhadap pemerintah baru Iran dan kemungkinan kembali ke kesepakatan nuklir 2015,” kata Axios dalam laporannya, dikutip laman Al Arabiya.

Setelah itu, Burns akan bertolak ke Palestina untuk bertemu dengan para pejabat di sana. Kunjungan Burns ke Israel dilakukan kurang dari sepekan setelah pejabat-pejabat senior negara tersebut melawat ke Washington. Kala itu, topik utama yang mereka bicarakan adalah tentang Iran.

 

Saat ini AS dan Iran tengah terlibat dalam negosiasi penghidupan kembali kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) di Wina, Austria. Pembicaraan telah berlangsung selama enam putaran. Namun kini tengah ditangguhkan karena Iran melantik presiden barunya, yakni Ebrahim Raisi.

Pada Senin (9/8) lalu, Raisi mengatakan, hak-hak rakyatnya harus ditegakkan dan kepentingan bangsa harus dipastikan dalam setiap negosiasi. Mantan presiden AS Donald Trump menarik AS dari JCPOA pada 2018. Trump berpandangan kesepakatan itu gagal mengatur tentang program rudal balistik Iran dan pengaruh negara tersebut di kawasan.

Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran. Sejak saat itu, Iran mulai menangguhkan komitmen yang dibuatnya dalam JCPOA, terutama tentang pengayaan uranium. JCPOA mengatur Iran hanya diizinkan memperkaya uranium hingga 3,67 persen. Iran sempat mengumumkan sedang melakukan pengayaan hingga 60 persen. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi proses tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement