Senin 16 Aug 2021 18:40 WIB

Tentara AS Tembaki Warga yang Memadati Bandara Kabul

Setidaknya tiga orang tewas di bandara Kabul

Masa memadati  Bandara Afghanistan untuk bisa pergi ke luar negeri setelah Taliban kuasai  Kabul.
Foto: Trt.com
Masa memadati Bandara Afghanistan untuk bisa pergi ke luar negeri setelah Taliban kuasai Kabul.

IHRAM.CO.ID, Setidaknya tiga orang tewas di bandara Kabul ketika warga sipil berusaha melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Pasukan AS yang menjaga bandara itu diduga menembakkan senjata mereka untuk membubarkan massa di landasan.

Tayangan video yang diposting ke media sosial pada hari Senin (16/8) menunjukkan adegan anarkis di Bandara Internasional Kabul itu. Terlihat, para pengungsi yang berharap bisa keluar dari Afghanistan berebut untuk mengejar penerbangan ke luar negeri. Suasana ini mereka lakukan di tengah semburan suara tembakan. 

Setidaknya tiga orang ditembak dan tewas di dekat terminal penumpang bandara, seperti dilansir Wall Street Journal . Rekaman grafis yang diposting ke media sosial tampaknya juga menunjukkan adanya tiga mayat tergeletak di tanah tepat di luar gedung.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kematian, tetapi menurut laporan, setidaknya beberapa penembakan yang terjadi di bandara dilakukan oleh tentara AS sebagai bentuk "pengendalian massa."

photo
Keterangan foto: Orang-orang berusaha melintasi tembok perbatas Bandara Internasional Hamid Karzai untuk melarikan diri dari Afghanistan setelah desas-desus bahwa negara-negara asing mengevakuasi orang-orang bahkan tanpa visa, setelah Taliban menguasai Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. - (EPA)

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Amerika yang bertugas mengamankan bandara melepaskan tembakan ke udara pada Senin pagi. Tujuannya untuk mencegah ratusan warga Afghanistan yang panik berkumpul di dekat landasan pacu.

"Kerumunan itu di luar kendali," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa "penembakan itu hanya dilakukan untuk meredakan kekacauan."

Menurut Journal, Marinir AS melepaskan tembakan peringatan pada Minggu malam setelah puluhan warga Afghanistan melanggar batas keamanan bandara. Merea berusaha naik ke pesawat angkut militer C-17 yang sedang tidak beroperasi.

Pasukan AS memang dikirim ke bandara Kabul untuk membantu evakuasi staf diplomatik dan warga negara asing yang berbasis di ibukota Afghanistan. Namun awarga negara asing dilaporkan mengalami kesulitan melarikan diri dari Kabul, yang direbut oleh Taliban pada hari Minggu (12/8).

Stephen Dziedzic, seorang reporter untuk Australian Broadcasting Corporation, mengatakan bahwa dia berbicara dengan dua orang Australia saat ini di bandara. “Seseorang mengatakan militer AS telah berjuang untuk menjaga ketertiban – ada suara tembakan, tetapi sumbernya tidak jelas. Dia mengatakan dia terus-menerus mencoba menghubungi pemerintah Australia tetapi dia tidak mendapat tanggapan, ”tulis jurnalis itu.

Dziedzic mengatakan bahwa ada kemungkinan pasukan AS bertanggung jawab atas tembakan itu. Namun kata dia kepasia ini belum jelas  tidak dapat mengkonfirmasi hal ini.

Kekacauan terus sedang berlangsung mengikuti malam kekacauan di Kau,. semakin mencekam ketika warga sipil mulai berdatangan ke bandara dengan harapan mengamankan penerbangan ke luar negeri. Rekaman yang diposting ke media sosial pada Minggu malam menunjukkan orang-orang bergegas ke bandara ketika suara tembakan terdengar - tampaknya ditembakkan oleh keamanan bandara untuk menghentikan penyerbuan.

Outlet media mengutip pejabat senior militer AS kemudian melaporkan bahwa penerbangan komersial telah ditangguhkan di bandara karena tembakan. Ribuan warga Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari ibu kota menyebabkan kemacetan lalu lintas besar pada hari Minggu, serta cerita dari wartawan dan warga negara asing tentang upaya hiruk pikuk mereka untuk ke luar dari kota.

photo
Keterangan foto: Helikopter Amerika Serikat terbang membawa staf diplomatiknya setelah Taliban kuasai Kabul. - (Trt.com)

Munculnya gambar helikopter militer Amerika yang menerbangkan staf kedutaan AS keluar dari Kabul membuat banyak pakar dan pengamat membandingkan evakuasi serampangan dengan mundurnya AS tahun 1975 dari Saigon, Vietnam. Apalagi sebelumnya Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu beberapa jam setelah Taliban mengepung Kabul pada hari Minggu.

Pada dini hari, para militan telah mendapatlan kendali negara Afghanistan. Ini menyusul serangan 'angin puyuh' mereka yang bertepatan dengan penarikan koalisi pimpinan AS setelah hampir 20 tahun perang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement