Senin 16 Aug 2021 23:23 WIB

KH Idris Kamali Penerus Dakwah Sang Hadratussyekh (II-Habis)

Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, menerapkan pola pendidikan yang penuh disiplin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Pintu masuk kawasan makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2020). Kawasan wisata religi ziarah makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng yang biasanya ramai dikunjungi peziarah saat bulan Ramadhan ditutup sejak 16 Maret hingga batas waktu yang belum ditentukan akibat pandemi virus Corona
Foto: ANTARA/syaiful arif
Pintu masuk kawasan makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2020). Kawasan wisata religi ziarah makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng yang biasanya ramai dikunjungi peziarah saat bulan Ramadhan ditutup sejak 16 Maret hingga batas waktu yang belum ditentukan akibat pandemi virus Corona

IHRAM.CO.ID, Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, Ulama adalah pewaris para nabi.Maknanya, sepeninggalan Rasulullah SAW, kaum Muslimin hendaknya memuliakan dan mengikuti arahan para alim ulama. Pesan beliau juga mengisyaratkan pentingnya kaderisasi para mubaligh agar risalah Islam dapat terus disampaikan dari generasi ke generasi.

Khususnya di Indonesia, pondok pesantren merupakan salah satu tempat penggemblengan anak-anak muda yang hendak menempuh jalur dakwah. Di antara lembaga yang cukup masyhur ialah Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Baca Juga

Pendirinya, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, menerapkan pola pendidikan yang penuh disiplin dan berhikmah.Dengan demikian, para lulusan Tebuireng dapat menjadi ulama-ulama yang cerdas, tangguh, sekaligus teladan dalam menyebarkan paham Ahlussunnah wal jamaah(Aswaja).

Salah seorang muridnya yang kerap menjadi rujukan ialah KH Idris Kamali. Sejak menjadi santri, putra KH Kamali bin Kiai Abdul Jalil itu sudah menerapkan pola-pola pendidikan yang diajarkan Mbah Hasyim. Pada akhirnya, pemuda yang lahir di Makkah al-Mukarramah, Arab Saudi, itu menjadi seorang staf pengajar di Tebuireng.

Lebih dari 20 tahun lamanya ia mengajar kitab-kitab klasik kepada para santri setempat. Mengikuti jejak Mbah Hasyim, Kiai Idris Kamali selalu menekankan pentingnya regenerasi dai. Namun, suatu waktu dirinya menyadari bahwa Tebuireng saat itu sedang mengalami kemunduran dalam mencetak alim ulama yang mumpuni.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement