Rabu 25 Aug 2021 15:18 WIB

Tim Robotik Afghanistan Disambut Hangat di Meksiko

Semua anggota Tim Robotika yang berjumlah lima orang adalah perempuan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Orang-orang Afghanistan yang baru-baru ini dievakuasi berkumpul di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.
Foto: AP/Matthias Schrader
Orang-orang Afghanistan yang baru-baru ini dievakuasi berkumpul di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Sebanyak lima anggota tim robotika Afghanistan yang semuanya perempuan tiba di Meksiko pada Selasa (24/8) malam. Mereka melarikan diri dari masa depan yang tidak pasti di dalam negeri setelah runtuhnya pemerintah dan pengambilalihan oleh Taliban.

"Kami menyambut Anda dengan hangat ke Meksiko," Wakil Sekretaris Multilateral dan Hak Asasi Manusia di Kementerian Luar Negeri Meksiko Martha Delgado.

Baca Juga

Delgado mengatakan menyapa seluruh anggota kelompok itu selama konferensi pers di bandara Mexico City. Tim yang terdiri dari para perempuan berusia 14 tahun ini telah digembar-gemborkan karena memenangkan penghargaan internasional untuk robot-robotnya. Mereka mulai bekerja sejak Maret dengan ventilator open-source berbiaya rendah ketika pandemi virus Corona melanda negara yang dilanda perang itu.

Meksiko telah berjanji untuk membantu perempuan dan anak perempuan Afghanistan. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan di Twitter pada 18 Agustus bahwa negara itu telah mulai memproses aplikasi pengungsi pertama warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak perempuan yang telah memintanya. Upaya ini telah dibantu oleh Duta Besar Meksiko di Iran, Guillermo Puente Ordorica.

Menurut relawan, upaya dan koordinasi internasional yang luas dari sekelompok sukarelawan telah membantu para perempuan muda itu berhasil pergi dari Afghanistan.

Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pekan lalu ketika Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukan dari negara itu. Gedung Putih dan sekutu AS berlomba untuk menyelesaikan evakuasi semua orang asing dan warga Afghanistan yang rentan sebelum berakhirnya tenggat waktu 31 Agustus.

Kelompok yang menguasai Afghanistan itu pada 1990-an telah melarang  perempuan bersekolah dan bekerja. Ketika kembali merebut negara itu, Taliban telah berjanji untuk memprioritaskan hak-hak perempuan dan pendidikan anak perempuan, meski banyak pihak ragu atas janji tersebut. Dwina Agustin/reuters

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement