Senin 13 Sep 2021 16:16 WIB

Ini Gambaran Jembatan Shirath

Setiap Muslim, harus mempercayai adanya jembatan shirath

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika
Berdoa (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Setelah amalan manusia ditimbang, mereka akan diarahkan menuju jembatan shirath. Setiap Muslim, harus mempercayai adanya jembatan shirath. Allah berfirman dalam surat Maryam ayat 71:

وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ

“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan.”

“Tidak ada seorang pun di antara kamu kecuali melewati shirath. Shirath sudah ketetapan pasti Allah. Setelah manusia selesai ditimbang, sudah ada keputusan, mereka akan dipersilakan pergi tapi tidak ada jalan kecuali satu jembatan,” kata Pakar Tafsir Alquran Prof M. Quraish Shihab dalam siniarnya yang berjudul Proses Keputusan di Akhirat.

Quraish menjelaskan ada beragam pendapat di antara ulama tentang shirath. Misal, ada yang menyebut shirat sebagai jembatan titian rambut yang dibagi tujuh. Menurut dia, semua pendapat boleh dipercaya boleh tidak. Yang jelas Alquran menyebut shirath adalah jembatan yang di bawahnya terdapat neraka.

Dosa yang dilakukan selama hidup di dunia sangat memengaruhi nasib manusia yang melewati shirath. Semakin ringan dosa yang ia miliki semakin cepat ia melewati shirath.

“Dalam Alquran, shirath artinya jalan lebar. Karena lebar, manusia yang ingin melewatinya mudah. Namun, ini bergantung pada cara yang manusia pilih untuk melewati jalan itu. Ada orang yang beribadah pada Allah tapi berada di pinggiran, lalu jatuh,” ujar dia.

Allah berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 11:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ

“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement