Selasa 21 Sep 2021 12:03 WIB

Gelar yang Disandang Orang Banjar Kalimantan Usai Berhaji

Orang Banjar Kalimantan dikenal punya ghirah untuk menunaikan haji

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Orang Banjar Kalimantan dikenal punya ghirah untuk menunaikan haji. Wukuf di Arafah tagun 1935.
Foto: gahetna.nl
Orang Banjar Kalimantan dikenal punya ghirah untuk menunaikan haji. Wukuf di Arafah tagun 1935.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Di Banjar Kalimantan Selatan orang yang sudah berhaji akan dipanggil berbeda dari panggilan sebelumnya. Ini menunjukan status sosial orang yang sudah berhaji meningkat dan dihormati. 

"Status haji pun dalam masyarakat Banjar sangat dihormati. Biasanya mereka dipanggil dengan panggilan khusus, yaitu Tuan (pa Tuan untuk laki-laki, ma Tuan untuk wanita)," tulis Dr Irfan Noor, MHum. 

Baca Juga

Prof Raihani, MEd, PhD, Muhammad Iqbal, MHum dalam bukunya Urang Banjar Naik Haji.

Ketika mereka akan pergi haji, mereka dilepas dengan sangat ritualistik dan disambut pula dengan sangat ritualistik ketika mereka kembali dari Tanah Suci. 

Menurut Alfani Daud, di Martapura, dilaksanakan selamatan untuk keselamatan mereka yang naik haji.

Setiap pekan (biasanya malam Jumat) dan khusus pada malam hari Arafah (malam 9 Dzulhijjah, ketika jamaah haji serempak menuju Padang Arafah) selamatan diadakan secara besar, sampai mereka tiba di rumah. Hal ini karena perjalanan haji, terutama pada zaman dulu, sangat penuh dengan risiko keselamatan. 

Saat pulang haji, para haji Banjar biasanya disambut meriah, kemudian sampai di halaman rumah telah dipasang lawang sakiping. Ketika tiba di muka rumah, mereka disambut dengan taburan kembang rampai pudak melati, laungan shalawat. 

Mereka mendapat pelukan oleh orang-orang yang menyambut, lalu dipersilakan duduk di tawing halat dengan alas yang khusus, dan diminta membaca doa dengan harapan mudah terkabul karena orang  baru naik haji itu membawa keberkahan. 

Kemudian bila Jumatan tiba, para haji Banjar yang baru datang dari Makkah biasanya datang ke masjid dengan memakai kebesaran seorang haji dan memeluk jamaah lain karena konon orang yang baru datang haji itu membawa keberkahan Makkah. 

Walaupun kewajiban haji itu sekali seumur hidup, namun kegairahan naik haji untuk kedua kalinya bahkan ke beberapa kali tetap besar. "Dan mereka tetap diupacarakan sebagaimana ketika naik haji pertama kali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement