Selasa 21 Sep 2021 23:51 WIB

Tradisi Perang Ketupat di Badung Bali

Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan..

Rep: Fikri Yusuf/ Red: Yogi Ardhi

Sejumlah warga melempar ketupat ke arah warga lainnya saat tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta untuk menciptakan keharmonisan itu dilakukan warga setempat pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi jumlah peserta. (FOTO : ANTARA/Fikri Yusuf/aww.)

Sejumlah warga bersiap melempar ketupat ke arah warga lainnya saat tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta untuk menciptakan keharmonisan itu dilakukan warga setempat pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi jumlah peserta. (FOTO : ANTARA/Fikri Yusuf/aww.)

Sejumlah warga melempar ketupat ke arah warga lainnya saat tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta untuk menciptakan keharmonisan itu dilakukan warga setempat pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi jumlah peserta. (FOTO : ANTARA/Fikri Yusuf/aww.)

Sejumlah warga bersiap melempar ketupat ke arah warga lainnya saat tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta untuk menciptakan keharmonisan itu dilakukan warga setempat pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi jumlah peserta. (FOTO : ANTARA/Fikri Yusuf/aww.)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sejumlah warga melempar ketupat ke arah warga lainnya saat tradisi Perang Ketupat di Desa Kapal, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Tradisi setahun sekali sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas kesejahteraan dan hasil bumi serta untuk menciptakan keharmonisan itu dilakukan warga setempat pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi jumlah peserta. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement