Ahad 26 Sep 2021 08:44 WIB

Ridwan Kamil Harapkan Jabar dan DKI Jakarta Semakin Kompak

Jabar merupakan provinsi penyangga dari DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: Istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima kunjungan kerja lintas komisi DPRD DKI Jakarta. Kunjungan kerja kali ini adalah dalam rangka untuk menguatkan kerja sama antarkedua daerah. 

Ridwan Kamil berharap Jabar – DKI Jakarta makin kompak dalam segala hal. Apalagi, Jabar merupakan provinsi penyangga dari DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.

Baca Juga

"Dengan membangun komunikasi seperti ini, saya yakin maslahat hadir di dua wilayah ini," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Sate, akhir pekan ini.

Menurut Emil, ada dua urusan besar DKI Jakarta yang sangat tergantung Jabar. Pertama pemenuhan kebutuhan air minum untuk warga DKI Jakarta. 

Kedua, kata dia, urusan sampah di mana DKI Jakarta memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang di Kabupaten Bekasi sebagai tempat pengolahan. 

"Sebagai provinsi penyangga Ibu Kota Negara, ada dua hajat Jakarta yang kami bantu. Mayoritas air minum yang datang dari pengolahan Jatiluhur," katanya.

"Kemudian sampah di Bantar Gebang. Dengan dua hajat  besar Ibu Kota Negara tersebut, maka dua provinsi ini harus saling mendukung," imbuhnya. 

Tak hanya dalam pemenuhan kebutuhan hidup, kata Emil, dari sisi kebijakan pun harus dilakukan secara selaras. Sebagai salah satu contohnya adalah dalam penanganan Covid-19. 

Menurut Emil, Covid-19 tidak mengenal KTP dan wilayah administratif. Bodedek (Bogor – Depok – Bekasi) yang masuk aglomerasi DKI Jakarta, maka kebijakannya harus selaras. 

“Dalam penanganan Covid-19 saya selalu minta agar Wali Kota/Bupati Bodebek untuk menyesuaikan kebijakannya dengan Jakarta. Jika Jakarta A maka Bodebek A, jika Pak Anies B maka Bodebek B. Ini agar terarah karena Covid-19 tidak mengenal batas politik," paparnya. 

Dalam menangani banjir pun, kata Emil, DKI Jakarta harus ikut berinvestasi di Jawa Barat. Misalnya dengan menyisihkan sedikit APBD-nya untuk pengendalian banjir di Bogor.  

"Termasuk urusan banjir, karena alam tidak ada KTP-nya, maka dia akan mengalir ikuti sejarah. Jadi penanganan banjir tidak bisa dilakukan sendiri karena perlu biaya yang cukup besar. Perlu ada penanganan bersama untuk wilayah Bogor yang menjadi pengendalinya," ujarnya.

Sementara menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mengatakan, kunjungan kerja kali ini diharapkan bisa memperkuat hubungan baik antara dua provinsi bertetangga, mulai bidang ekonomi, kebudayaan, hingga olahraga. 

"Apalagi sebentar lagi ada kereta cepat, maka akan semakin dekat dan cepat antara Jakarta dan Jawa Barat," kata Suhaimi.

Suhaimi berharap kunjungan kali ini bisa mendapatkan banyak wawasan mengenai program Jabar yang dapat diimplementasikan di DKI Jakarta. "Sekarang lagi ramai di Youtube tentang petani milenial. Cocok juga kayanya dibawa ke Jakarta," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement