Ahad 26 Sep 2021 19:44 WIB

Taman Bacaan di Surabaya akan Dibuka Bertahap

TBM dikembangkan di permukiman agar akses literasi lebih mudah dijangkau masyarakat.

Taman bacaan (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Taman bacaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Layanan taman bacaan masyarakat (TBM) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, siap dibuka secara bertahap dan terbatas, mulai pekan depan. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi, mengatakan untuk tahap awal, ada empat TBM yang bakal mulai dilakukan uji coba, usai dilakukan asesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya.

"Kami berencana ada 12 TBM yang diajukan uji coba untuk dibuka, tetapi yang sudah turun asesmennya baru empat TBM," ujarnya, Ahad (26/9).

Dia menjelaskan, empat TBM yang berencana dilakukan uji coba adalah TBM RW 14 Ujung, TBM RW 3 Kebraon, TBM Rusun Tanah Merah dan TBM RW 3 Sukolilo Baru. "Hasil asesmen satgas itu juga kami sampaikan kepada teman-teman (petugas TBM), supaya memenuhi protokol kesehatan dalam hal memberikan layanan kepada masyarakat," kata dia.

Musdiq memastikan, TBM yang bakal beroperasi itu juga wajib menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat mencuci tangan, cairan penyanitasitangan, wajib menggunakan masker dan membatasi maksimal 25 persen pemustaka atau pengunjung TBM. "Mereka (pengunjung) juga diberikan batasan waktu, kalau mereka baca buku sekitar satu atau dua jam," ujarnya.

Selain itu, Musdiq mengatakan setiap buku yang sudah dibaca oleh pemustaka akan dikarantina selama satu hingga dua hari. Buku yang sudah dibaca itu dimasukkan ke dalam kotak khusus yang sudah disediakan. 

Setelah itu, buku tersebut dijemur atau disemprot dengan disinfektan. "Saran dari asesmen, agar menggunakan semprotan aerosol. Tapi tergantung juga kemampuan teman-teman (petugas TBM) di lapangan," ujarnya.

Hingga saat ini, Dispusip Kota Surabaya mencatat ada 532 TBM yang tersebar di seluruh wilayah di Kota Pahlawan itu. Untuk lokasinya pun berada di balai RW, rumah susun hingga taman-taman kota.

Musdiq mengatakan TBM dikembangkan di kantong-kantong permukiman bertujuan agar akses literasi lebih mudah dijangkau masyarakat. "Untuk pembukaan TBM itu minimal juga harus ada izin atau persetujuan dari kepala wilayah setempat. Apakah itu RT/RW atau kelurahan, mereka menyetujui itu," kata dia.

Sementara, bagi TBM yang lokasinya berada di taman kota, sementara masih belum diizinkan beroperasi. Sebab, Musdiq menyebut, operasional TBM itu menyesuaikan dengan kebijakan pembukaan taman. Ini juga berlaku bagi mobil keliling perpustakaan yang biasanya memberikan akses layanan literasi di taman-taman kota.

"Seperti TBM di Taman Flora dan Taman Ekspresi kan belum bisa buka karena tamannya juga belum dibuka. Jadi kami menyesuaikan kebijakan yang ada di sana (taman)," ujarnya.

Selain berencana membuka TBM, layanan literasi di dua perpustakaan induk Kota Surabaya sebelumnya telah beroperasi. Dua perpustakaan induk tersebut berada di kompleks Balai Pemuda dan Jalan Rungkut Asri Tengah atau Kantor Dispusip Kota Surabaya.

"Untuk dua perpustakaan induk juga sudah buka walaupun pelayanannya terbatas. Artinya, kalau perpustakaan selama ini bisa melakukan peminjaman buku, untuk sekarang masih belum diperbolehkan," kata dia.

Menurut dia, kebijakan ini dilakukan untuk mencegah buku yang dipinjam pemustaka tertempeli Covid-19. Selain itu, pihaknya juga mewajibkan setiap pengunjung atau pemustaka itu menjalankan protokol kesehatan ketika berada di perpustakaan. "Jadi peminjaman buku masih belum diperbolehkan, karena kamimengantisipasi buku itu kalau dipinjam orang yang terkonfirmasi positif. Tetapi, kamitetap memberikan pelayanan literasi di perpustakaan," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement