Kamis 30 Sep 2021 15:46 WIB

Wapres: Pengembangan Industri Halal Harus Komprehensif

Pengembangan industri halal tidak hanya difokuskan pada produk dan pelaku usaha saja

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong pengembangan industri halal dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan melalui ekosistem Halal Value Chain (rantai nilai halal). Tak hanya,  Ekosistem rantai nilai halal meliputi seluruh komponen mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, proses pengemasan, distribusi sampai dengan pemasaran.

 

"Pengembangan industri halal tidak hanya difokuskan pada produk dan pelaku usaha saja, seluruh komponen secara end-to-end," ujar Wapres di acara “Islamic Finance Summit 2021”, Kamis (30/9).

Wapres mengingatkan, pengembangan ekosistem Halal Value Chain ini juga perlu mencakup pengembangan sektor keuangan syariah, baik melalui keuangan komersial syariah maupun keuangan sosial syariah. Hal ini penting guna memperkuat pembiayaan syariah bagi industri halal baik yang berskala korporasi maupun skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

 

Wapres bersyukur sektor industri produk halal turut memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional selama pandemi Covid-19. Menurut laporan Bank Indonesia, pertumbuhan rantai nilai halal/halal value chain (HVC) pada sektor pertanian dan makanan halal sebagai pendukung utama HVC, berada di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional.

"Sementara nilai ekspor bahan makanan halal Indonesia juga mengalami peningkatan, dari sekitar USD 30 miliar pada 2019 menjadi sekitar USD 34 miliar pada 2020," ujarnya.

Karena itu, mendukung penguatan sumber daya manusia, tata kelola, dan nanajemen sisiko di lembaga keuangan syariah untuk merebut peluang industri halal. Apalagi, potensi pengembangan industri halal di Indonesia sangat besar, seiring meningkatnya populasi penduduk muslim di dunia hingga 1,9 miliar jiwa.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia di tahun 2030, menurut data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life.

Wapres meyakini, peningkatan angka tersebut akan diiringi semakin meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa halal.

"Semakin membaiknya situasi pandemi Covid-19 juga memberikan peluang yang semakin luas untuk mengoptimalkan seluruh potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air, utamanya sektor industri halal," kata Wapres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement