Rabu 06 Oct 2021 10:45 WIB

Azerbaijan Tutup Masjid yang Berkaitan dengan Pemimpin Iran

Azerbaijan telah menutup masjid dan kantor terkait dengan pemimpin tertinggi Iran

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Masjid di Baku, Azerbaijan,
Foto: times news agency
Masjid di Baku, Azerbaijan,

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Azerbaijan telah menutup sebuah masjid dan kantor yang terkait dengan pemimpin tertinggi Iran di Baku. Hal ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Teheran mengadakan manuver militer di dekat perbatasan bersama kedua negara.

"Masjid Husseiniyya dan kantor Seyyed Ali Akbar Ojaghnejad, perwakilan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di Baku, disegel dan ditutup hari ini atas perintah otoritas Republik Azerbaijan,” kata badan Tasnim Iran, dikutip di RFERL, Rabu (6/10).

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan mengatakan penyebab penutupan, yang juga memengaruhi ruangan di dalam bangunan, adalah lonjakan infeksi Covid-19.

Masjid Husseiniyya disebut sebagai salah satu tempat penyebaran virus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Tindakan tepat sedang diambil oleh layanan epidemiologis.

Di sisi lain, Kedutaan Besar Iran di Baku dalam sebuah pernyataan menyebut mereka telah menindaklanjuti masalah tersebut melalui saluran diplomatik. Kedutaan juga menambahkan, tidak ada peringatan lanjutan tentang langkah tersebut.

Sejak pertengahan September lalu, ketegangan meningkat antara dua tetangga, yang berbagi perbatasan 700 kilometer (430 mil). Pasukan darat tentara Iran diketahui mulai melakukan manuver di dekat perbatasan Jumat (1/10) lalu, sebuah langkah yang dikritik oleh Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

"Setiap negara dapat melakukan latihan militer apa pun di wilayahnya sendiri. Itu hak kedaulatan mereka. Tapi kenapa sekarang, dan kenapa di perbatasan kita?” kata Aliyev.

Iran dinilai menggunakan “kedaulatannya” untuk mengabaikan kekhawatiran Azerbaijan. Aliyev juga menyebut selama 30 tahun kemerdekaan negaranya, tidak pernah ada kejadian serupa.

Para pejabat Iran menolak kritik Azerbaijan, dengan mengatakan kejadian itu adalah hak kedaulatan mereka dan melakukan latihan militer di wilayah mereka. Mereka juga mengklaim pasukan pihak ketiga, mengacu pada musuh bebuyutan Iran, Israel, memainkan peran provokatif dalam memburuknya hubungan Azerbaijan-Iran.

"Iran tidak akan mentolerir kehadiran rezim Zionis di dekat perbatasan kami," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.

Israel adalah pemasok senjata utama ke Azerbaijan, yang tahun lalu memenangkan perang enam minggu dengan tetangganya, Armenia, atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Di sisi lain, Juru bicara kementerian luar negeri Azerbaijan Leyla Abdullayeva mengatakan klaim yang dilayangkan Iran tidak berdasar. "Kami menolak tuduhan kehadiran pihak ketiga di dekat perbatasan Azerbaijan-Iran, tuduhan seperti itu sama sekali tidak berdasar," katanya.

Perdebatan lain baru-baru ini muncul berkaitan dengan keputusan Baku mengenakan pajak bea cukai pada truk-truk Iran yang melintasi wilayahnya ke Armenia.

Untuk menghindari rute tersebut, Kementerian Jalan Iran mengumumkan mereka telah mengirim delegasi ke Yerevan, membahas penyelesaian jalan yang secara langsung menghubungkan Iran ke Armenia.

Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan Azerbaijan saat ini mengendalikan 20 kilometer (12 mil) jalan, sepanjang 400 kilometer (249 mil), yang membentang dari Norduz ke Yerevan. Iran siap menyelesaikan bagian jalan yang tersisa sesegera mungkin, sekaligus menyebut jalan itu merupakan hal strategis untuk perdagangan Iran

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement