Senin 11 Oct 2021 15:49 WIB

Wagub Jatim: Ponpes Bisa Dorong Ekosistem Ekonomi Syariah

Di Jatim, terdapat 6.864 pondok pesantren atau 24,76 persen total ponpes nasional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Emil Dardak
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Emil Dardak

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan pesantren memiliki peluang besar untuk ambil bagian dalam mendorong ekosistem ekonomi syariah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penguatan program One Pesantren One Product (OPOP).

Di Jatim, kata Emil, terdapat 6.864 pondok pesantren atau setara 24,76 persen dari total pesantren secara nasional. Emil mengatakan, komitmen Jatim sebagai regional ekonomi syariah tidak hanya difasilitasi melalui program OPOP saja. Program lain yang sudah berjalan seperti Santripreneur, Pesantrenpreneur, dan Sosiopreneur juga terus didorong dengan difasilitasi OPOP Jatim Berdaya dalam permodalannya.

"OPOP Jatim Berdaya adalah salah satu bentuk layanan permodalan berbentuk kartu yang dapat difungsikan sebagai kartu ATM atau debit, sehingga mempermudah proses transaksi akses bagi pelaku wirausaha berbasis pesantren," ujar Emil di Surabaya, Senin (11/10).

Upaya lain yang tak kalah pentingnya yang dilakukan Pemprov Jatim untuk mendorong ekosistem ekonomi syariah adalah lewat pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Safe and Lock Sidoarjo. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, KIH Safe and Lock Sidoarjo merupakan kawasan industri halal pertama di Jatim dan Indonesia yang dikhususkan bagi pelaku UMKM. Kawasan ini juga diharapkan menjadi sistem pendukung yang mampu mendorong perkembangan industri produk halal di Indonesia.

"Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia sangat berpeluang mengambil kesempatan untuk mengembangkan produk halal. KIH ini akan menjadi support system dalam pengembangan produk maupun industri halal,” kata Khofifah.

Khofifah meyakini, keberadaan KIH Safe and Lock Sidoarjo akan mampu berperan untuk memenuhi konsumsi produk halal secara global. Menurutnya yang terpenting adalah UKM-IKM di Jatim harus memproduksi produk halal yang berstandar internasional.

"Potensi kebutuhan terhadap produk halal diperkirakan akan mencapai 62 persen di Asia Pasific tahun 2030. Saat ini produk halal bahkan telah menjadi gaya hidup global," ujarnya.

Khofifah menjelaskan, KIH Safe and Lock Sidoarjo menyediakan 118 unit Standard Factory Building (SFB) dengan berbagai fasilitas seperti kantor manajemen halal dan masjid. Sampai saat ini, kata dia, telah terjual 22 unit dari target pembangunan 32 unit. Kemudian pada 2022 akan dibangun 38 unit.

"Ini juga akan bisa mengangkat sekaligus membuka pasar UMKM produk halal ke pasar  internasional. Ini sejalan dengan kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim sebesar 57,25 persen," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement